Kendati begitu, dia mengakui dan menduga peristiwa kebakaran ini berawal kenakalan anak yang bermain petasan lodong menggunakan spirtus. Hal itu berdasarkan sejumlah saksi warga sekitar, sesaat sebelum peristiwa kebakaran.
Baca Juga: Bupati Garut Kecewa Indonesia Batal jadi Tuan Rumah Piala Dunia Usia-20
Ketua RW 13, Dodi, menyebutkan, sejak peristiwa kebakaran sampai sekarang mengamankan sedikitnya lima petasan spirtus yang dimiliki anak-anak wilayah RT 50. "Diharapkan peristiwa kebakaran akibat petasan lodong spirtus tak terulang lagi di Banjar. Maka, sejak musibah itu anak-anak dilarang bermain petasan," ucapnya.
Dijelaskan dia, upaya menghilang trauma anak yang diduga menjadi penyebab kebakaran sanggar, saat ini anak bersangkutan oleh keluarganya dibawa ke luar Banjar dengan harapan merasa tenang dan tak dirisak oleh teman-temannya.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas Sosial P3A Kota Banjar, Elin Apriani, mengimbau orang tua meningkatkan pengawasan terhadap anak-anaknya.
Baca Juga: Tangki Pengangkut Semen Terguling di Tanjakan Cilalaren Sumedang
"Bercermin kenakalan anak itu, diharapkan pengawasan orangtua ditingkatkan. Mengantisipasi rasa trauma anak, kami siap melakukan pendampingan anak tersebut," ucap Elin, seusai bertemu nenek dari anak yang diduga menjadi penyebab kebakaran Sanggar GSN Kota Banjar.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kota Banjar, Kusnadi, peristiwa kebakaran itu berlangsung cepat karena bangunan sampai atap berbahan yang mudah terbakar, kayu dan dahon yang kering. "Dalam hitungan menit, bangunan sanggar habis terbakar. Tepatnya kebakaran terjadi Kamis, 30 Maret 2023 sekitar pukul 11.30 WIB ," ucap Jupen, nama akrabnya, seraya menyebutkan saat itu diturunkan dua unit Damkar.