Serangan yang kedua yakni oleh pasukan berkuda, namun saat masih di perjalanan mendadak kuda-kuda tersebut mengamuk. "Itu menandakan memang yang namanya wali itu karomah. Bahkan kata kasepuhan di sini, ketika ada yang melintas ke makam eyang, burung pun mati. Eyang juga membuat selokan, sawah, cukup barangbang (pelepah pohon kelapa), beres. Jika bertani apa pun jadi dan tak terkena hama," kata KH Ubay.
Baca Juga: Peserta yang Lolos PPPK Kemenag 2023 Diumumkan, Masa Sanggah Sampai 30 April Ini
Meski demikian, lanjut KH Ubay, namanya wali tak menunjukkan bahwa dirinya seorang wali, namun menutupi kewaliannya. Adapun yang mengetahui bahwa seseorang itu wali adalah wali lainnya sehingga wali itu ada yang menyamar jadi tukang boboko, coet, dan lainnya.
"Karenanya kepada wali itu jangan dianggap sepele, muliakan, minimal makamnya bersihkan. Supaya mendapat karomah. Ini kebanggaan untuk orang sini, mudah-mudahan. Cintailah aulia atau para wali. Mohon doa dari semuanya, mudah-mudahan ada rezekinya, saya ingin segera membangun makam Eyang Kartimanggala ini," ucap KH Ubay.
Sementara itu, Panitia Pelaksana Kegiatan Andang Iskandar mengatakan Haol Eyang Kartimanggala kali ini merupakan kedua kalinya. Haol pertama berlangsung seusai Lebaran Idul Fitri tahun lalu. "Semoga dengan haol ini selain untuk mempererat tali silaturahmi, juga mendapatkan berkah," ujar Andang.***