Menurut dia, Mahkota Binokasih merupakan mahkota lambang takhta para raja Galuh abad ke-13 yang bersinggasana di Keraton Surawisesa Kawali.
Baca Juga: Dibuka Mulai Hari Ini! Berikut Syarat dan Ketentuan Pendaftaran Rekrutmen BUMN 2023
Dengan kedatanganya ke Galuh ini, sekaligus untuk menepis adanya isu selama ini antara Panjalu dan Sumedang selalu bermusuhan. "Mahkota itu dipakai raja Kerajaan Galuh, Prabu Linggabuana, Prabu Niskala Wastukancana, hingga Sri Baduga Maharaja, maka dengan datangnya ke Kawali saat ini membuktikan hubungan Sumedang dan Panjalu tetap harmonis," jelasnya.
Erli juga mengisahkan, setelah 150 tahun menjadi lambang kekuasaan Raja Galuh di Keraton Surawisesa Kawali, oleh Raja Sribaduga Maharahaja yang lebih dikenal dengan Prabu Siliwangi, Mahkota Binokasih kemudian diboyong ke Bogor.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Drakor Romantis Penuh Misteri yang Bikin Deg-degan, Simak di Sini!
Prabu Siliwangi memindahkan keraton dari Kawali Ciamis ke Bogor menyusul digabungnya Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda menjadi Kerajaan Pakuan Pajajaran. Mahkota Binokasih berada di Bogor selama 50 tahun menjadi mahkota Prabu Siliwangi.
Di akhir kekuasaannya, terdesak oleh gempuran pasukan Kerajaan Banten, Demak dan Cirebon, akhirnya Mahkota Binokasih diserahkan kepada tiga orang kandalante kemudian dibawa ke Sumedang. Sejak itu, sambung Erli, Mahkota Binokasih tidak pernah lagi kembali ke Kawali Ciamis ataupun ke Bogor.