KABAR PRIANGAN - Usaha transportasi umum angkutan kota (angkot) di Kota Tasikmalaya terus tergerus. Selain banyak warga yang memiliki kendaraan pribadi khususnya sepeda motor, kondisi para pemilik dan sopir angkot kian babak-belur oleh maraknya transportasi online. Sehingga moda transportasi yang pernah mengalami masa kejayaan sekira tahun 1990-2000-an itu kian ditinggalkan penumpang
Sejumlah sopir angkot mengatakan, awalnya satu-satunya yang masih menjadi harapan para pengusaha atau pemilik angkot untuk bisa menjalankan usahanya adalah penumpang anak-anak sekolah. Dengan masih bisa mengangkut anak sekolah setidaknya bisa menutupi biaya operasional khususnya untuk kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Namun harapan tersebut nyaris pupus sejak diterapkannya sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) di setiap sekolah. Dengan adanya sistem zonasi, anak-anak sekolah yang biasanya bersekolah di sejumlah sekolah dengan lokasi jauh dari rumah khususnya di sekolah favorit dan menggunakan angkot, kini tidak seperti itu lagi.
Dadang (52), salah seorang sopir Angkot 05 Jurusan Terminal Indihiang-Terminal Pancasila, mengatakan, sejak adanya sistem zonasi di sekolah tersebut pendapatan yang ia peroleh menurun drastis. Perekonomiannya pun semakin repot. "Semakin ripuh (repot), Pak, rakyat kecil mah. Sekarang motor pribadi hampir tiap rumah punya, ojek online semakin banyak tanpa dibatasi, anak sekolah yang sekolahnya jauh sudah jarang karena ada zona," ucapnya, Minggu 9 Juli 2023.
Tadinya, lanjut Dadang, dengan masih bisa mengangkut anak sekolah, masih ada harapan untuk bisa mendapatkan penghasilan dari usahanya tersebut. "Ya lumayan saja, walaupun ongkosnya tidak penuh seperti penumpang biasa, tapi masih ada untuk menutupi bensin, bahkan bisa ada
lebihnya untuk makan anak istri. Sekarang mah susah gara-gara ada sistem zonasi," tutur Dadang,
Baca Juga: Gempa Hari Ini Magnitudo 5,5 Guncang Banda Aceh
Ditambahkan Dadang, dengan semakin sepinya penumpang sejak beberapa waktu lalu, banyak sopir atau pemilik angkot yang beralih ke usaha lain. Tak heran angkot di Kota Tasikmalaya jumlahnya kian berkurang. "Sekarang jumlah angkot tak sebanyak dulu. Ada yang beralih ke usaha lain bahkan ada juga yang menganggur," ucapnya.