Suspek Difteri di Samarang Meninggal Dunia, Garut Masih Berstatus KLB

- 7 Agustus 2023, 18:19 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Garut, Leli Yuliani menanggapi adanya dugaan kemunculan wabah difteri di wilayah Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut.
Kepala Dinas Kesehatan Garut, Leli Yuliani menanggapi adanya dugaan kemunculan wabah difteri di wilayah Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut. /kabar-priangan.com/DOK/

KABAR PRIANGAN - Dinas Kesehatan Kabupaten Garut saat ini masih menunggu hasil pengetesan terhadap seorang warga Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang kaitan dengan dugaan difteri yang menjangkitinya. Warga tersebut saat ini sudah meninggal dunia dan dilihat dari gejala-gejala yang dialaminya mengarah pada difteri. 

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani menanggapi adanya dugaan kemunculan wabah difteri di wilayah Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut. Pemkab Garut pun melalui Dinas Kesehatan saat ini terus berupaya melakukan langkah penanganan kaitan dengan dugaan kemunculan kasus difteri ini. 

"Beberapa hari yang lalu ada warga Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang yang meninggal dunia yang kalau dilihat gejalanya memang mengarah ke difteri. Kami sudah melakukan pengetesan, tapi hasilnya saat ini belum keluar," ujar Leli, Senin, 7 Agustus 2023.

Baca Juga: Wabah Difteri Kembali Muncul di Garut, Wabup Helmi Ingatkan Pentingnya Imunisasi

Disebutkannya, Kabupaten Garut sampai saat ini masih berstatus kejadian luar biasa (KLB) difteri. Penetapan KLB diberlakukan sejak muncul kasus difteri di Desa Sukahurip, Kecamatan Pangatikan yang telah menyebabkan sejumlah warga meninggal. 

Dalam upaya penanganan dugaan kemunculan difteri di Kecamatan Samarang, tuturnya, keluarga dari warga yang meninggal serta warga di sekitarnya yang kontak erat dengan korban sudah diperiksa. Pihaknya saat ini belum bisa memastikan apakah ada pihak keluarga atau tetangga yang positif difteri atau tidak mengingat hasil pemeriksaannya belum keluar.

Diungkapkan Leli, warga yang meninggal dunia diduga difteri adalah seorang perempuan berusia 24 tahun. Ia meninggal tiga hari yang lalu setelah sempat sakit dengan gejala seperti difteri. 

Baca Juga: Pembangunan Tribun Barat Stadion RAA Adiwijaya Garut Harus Diawasi

"Langkah penanganan serta pencegahan lainnya yang kami lakukan di antaranya skrining yang terus menerus. Selain itu, kami perketat juga vaksinasi di daerah tersebut," katanya. 

Sementara itu Camat Samarang, Neneng Martiana, menyebutkan pihaknya berupaya untuk mencegah agar susfek difteri di wilayahnya ini tidak sampai terus meluas. Oleh karenanya pihaknya memberlakukan pembatasan mobilitas warga dari dan ke kampung tersebut. 

Pihaknya pun imbuh Neneng, telah minta bantuan kepada pihak desa setempat untuk selalu mewaspadai kemungkinan terjadinya penyebaran susfek difteri. Salah satunya dengan mengawasi serta membatasi mobilitas warga kampung yang terdapat susfek difterinya. 

Baca Juga: DPRD Garut Tinjau Benteng di Sempadan Sungai Milik Perusahaan yang Disoal Warga

Menurutnya, sebagai kompensasi dari diberlakukannya pembatasan mobilitas masyarakat, pihaknya mengajukan agar Pemkab Garut memberikan jaminan hidup (Jadup) bagi masyarakat. Hal ini sangat penting agar warga bisa tetap memenuhi kebutuhan hidupnya walau mobilitas mereka dibatasi. 

"Kalau terkait jumlah kepala keluarga yang dibatasi mobilitasnya serta harus mendapatkan jadup di kampung tersebut, saya belum bisa menyebutkan angka pastinya. 

Yang pasti upaya pembatasan mobilitas ini perlu dilakukan agar warga yang sempat mengalami kontak erat dengan pasien suspek tidak menjadi suspek baru," ucap Neneng. 

Baca Juga: Gempa Guncang Garut, Dirasakan hingga Cianjur dan Sukabumi Skala MMI II-III

Lebih jauh Neneng menyampaikan, hingga hari ini untuk yang sudah tracing sudah ada sekitar 20 orang. Diperkirakan hasilnya baru bisa diketahui 7 hari ke depan.***

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah