Masjid Kikisik, Saksi Sejarah Letusan Gunung Galunggung Tasikmalaya. Selamat dari Terjangan Lahar Panas

- 13 April 2022, 08:43 WIB
 Masjid Kikisik di Desa Gunungsari, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, merupakan saksi sejarah dahsyatnya letusan Gunung Galunggung 40 tahun silam. Masjid ini selamat dari terjangan lahar, padahal berada persis di kaki Galunggung.*
Masjid Kikisik di Desa Gunungsari, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, merupakan saksi sejarah dahsyatnya letusan Gunung Galunggung 40 tahun silam. Masjid ini selamat dari terjangan lahar, padahal berada persis di kaki Galunggung.* /kabar-priangan.com/Aris MF/

Bangunan masjid masih berdiri tegak. Meski dilakukan beberapa renovasi, akan tetapi pengurus masjid tetap mempertahankan bentuk aslinya.

"Secara logika, lahar seharusnya masuk dan menerjang masjid beserta pesantren, serta rumah penduduk karena berada di daerah cekungan. Namun hal itu tidak sampai terjadi,” kenang pengelola pondok pesantren Kikisik, H. Kusnadi.

Baca Juga: Dua Utusan Ciamis Masuk Final Kontes Juara Anak Saleh (Koas) Jabar 2022

Kala itu, kata dia, lahar malah berbelok ke arah utara dan selatan perkampungan sehingga masjid dan rumah penduduk selamat dari terjangan lahar.

Salah seorang warga kikisik, Makmun (80), menuturkan, lahar yang dikeluarkan Galunggung kala itu merusak bangunan dan pohon yang ada di wilayah Kikisik.

Wilayah Kikisik ini hanya berjarak 5 Km dari Gunung Galunggung. Tetapi anehnya, ketika aliran lahar akan menerjang wilayah kikisik, justru lahar hanya melewati dan mengalir ke arah selatan dan utara perkampungan.

Baca Juga: Kapolda Metro Jaya Pastikan, Pelaku Pengeroyokan Ade Armando Bukan Mahasiswa. Ini Kata Rocky Gerung

"Waktos harita mah meni keueung pisan. Seueur warga anu ngungsi ka daerah anu lain. (waktu itu suasana sangat mencekam. Banyak warga yang mengungsi ke daerah lain),” kata Makmun.

“Saha nu teu sieun kana bituna Galunggung, guntur sing beledug, kilat sing salaber, hujan keusik jeng lahar kamana-mana (Siapa yang tak takut dengan letusan Galunggung. Bunyi guntur bersahut-sahutan, petir pun saling sambar. Ujan pasir dan lahr kemana-mana),” katanya

Saat itu, kata dia, Pimpinan Pondok Pesantren Kikisik, Ajengan Ahmad Sadili membuat benteng dari gebog (batang) pohon pisang lantas ditutupi barangbang (pelepah daun kelapa) di bagian atas kampung Kikisik.

Halaman:

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah