Dediesputra Siregar dan Sejarah Musikalisasi Puisi; Lahir di Binjai, Besar di Jakarta, Kini Domisili di Ciamis

- 9 April 2023, 20:06 WIB
Dediesputra Siregar, salah seorang pionir genre musikalisasi puisi di Indonesia.*/Tangkapan layar YouTube/@dediesputrasiregar
Dediesputra Siregar, salah seorang pionir genre musikalisasi puisi di Indonesia.*/Tangkapan layar YouTube/@dediesputrasiregar /

KABAR PRIANGAN - Dediesputra Siregar adalah personel Deavies Sanggar Matahari Jakarta yang salah satu konsen garapnya adalah musikalisasi puisi. Ia dan kelompoknya bahkan dapat dikatakan sebagai pelopor setelah pertama kali dikenalkan pada musikalisasi puisi oleh kedua oran tuanya khususnya ayahnya, Fredie Arsi.

Dediesputra Siregar adalah putra pertama dari pasangan Fredie Arsi dan Rosmila Djalal. Sepasang suami istri tersebut merupakan pelopor genre seni musikalisasi puisi di Indonesia. Kiprah Ferdie Arsi di jalur musikalisasi puisi dimulai pada tahun 1982 dengan mengajari anak-anaknya menyanyikan puisi.

Saat itu Deavies grup, singkatan dari nama ketiga anak tertuanya, salah satunya Dediesputra Siregar, sudah dibuat. Dan memenangkan festival musikalisasi puisi tahun 1990 yang diadakan oleh Pusat Bahasa.

Baca Juga: Dediesputra Siregar Hadirkan Presiden Penyair Indonesia di Tasikmalaya Lewat Solo Performance Lecture

Tahun 1990 , ketika seni tersebut diperkenalkan, hanya segelintir orang yang memberi perhatian. Tahun 1994, musikalisasi puisi mendapat sambutan dari Pusat Bahasa dengan menghadirkan program Bengkel Sastra. Semacam pelatihan bagi guru dan murid untuk mengembangkan musikalisasi puisi. Sejak itu musikalisasi puisi mulai marak.

Dediesputra Siregar lahir di Binjaj, Sumatra Utara pada 5 Desember 1969. Ia mengenal dunia seni panggung dari kedua orang tuanya. Sehingga ia pun berkarir sebagai penulis, sutradara, aktor, kreator teater dan film, perfomance art, dan musikalisasi puisi. Ia dan keluarganya sudah lama tinggal di Jakarta. Namun sejak pandemi, ia dan keluarganya tinggal di Panyingkiran, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, kampung halaman istrinya.

Dediesputra Siregar diperkenalkan musikalisasi puisi oleh ayahnya Ferdie Asri dan menjadi pionir musikalisasi puisi di Indonesia.*/profil whatsApp/Dediesputra Siregar
Dediesputra Siregar diperkenalkan musikalisasi puisi oleh ayahnya Ferdie Asri dan menjadi pionir musikalisasi puisi di Indonesia.*/profil whatsApp/Dediesputra Siregar

Dedies mulai bersekolah di taman kanak-kanak pada tahun 1974 di daerah Senayan Jakarta, kemudian melanjutkan SD dengan berpindah-pindah, dari Binjaj ke Cipinang, kemudian ke Klender Jakarta Timur.

Baca Juga: Inilah 10 Jurusan Terfavorit di Unsil Tasikmalaya, Cocok Jadi Acuan Memilih Jurusan pada SNBT UTBK 2023

Kemudian melanjutkan sekolah ke SMPN 27 Duren Sawit, Jakarta Timur tahun 1983-1986, lalu meneruskan ke SMAN 61 Pondok Bambu Jakarta Timur tahun 1986-1989. Ia lalu melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya di Akademi Bahasa Asing Jurusan Bahasa Inggris Universitas Borobudur, Jakarta Timur 1990-1991, dan Ilmu Komunikasi di Universitas Terbuka Jakarta pada tahun 2000-2001.

Ia dan kelompok Deavies Sanggar Matahari yang terdiri dari enam personel yang merupakan saudara kandung, telah melakukan banyak tur dan konser di seluruh kota di Indonesia yang bekerjasama dengan Badan Bahasa, baik pusat maupun daerah.

Ia juga banyak mengisi workshop dan bahan ajar mengenai musikalisasi puisi yang ditunjuk oleh Kementerian Pendidik dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk sekolah menengah di kota-kota yang ada di Indonesia.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata Kuliner di Tasikmalaya Berkonsep Sunda dan Lesehan, Sering Dijadikan Destinasi Bukber Ramadhan

Selain aktif diatas panggung dan pendidikan, Dedies juga seorang periset dan penulis di Website Festival Teater Jakarta sejak tahun 2014. Ia juga ketua dari Komunitas Musikalisasi Puisi Indonesia sejak tahun 2006.

Dilansir kabar-priangan.com dari 123dok.com dengan artikel berjudul Yang Berakar Budaya oleh Dediesputra Siregar pada 9 April 2023, langkah kerja musikalisasi puisi membutuhkan kemampuan untuk mengolah unsur-unsur teater dan visual sebagai bahasa ekspresi dan media reflektif yang menyarankan tafsir kreatif atas teks puisi tersebut.

Dedies juga menekankan bahwa hal tersebut harus menyeluruh menjadi tekstur, meliputi audio visual dengan karakter pencitraannya sendiri, yang sesuai dengan pencitraan yang dimiliki puisi, yaitu diksi, majas, rima, metrum, matra, tipografi dan sebagainya, menjadi semacam struktur, sekaligus membentut tekstur estetis puisi.

Baca Juga: Terjun ke Jurang Sedalam 15 Meter, Dua Korban Kecelakaan Motor Dilarikan ke RSUD Sumedang

Struktur estetis inilah yang mendasari bentuk dan gaya penulisan, sekaligus merepresentasikan kebudayaan, ideologi, dan zamannya. Itulah pengertian apresiasi sastra yang ditulis oleh Dediesputra Siregar yang perlu dikemukakan dan harus dijaga, karena merupakan pengertian vital, sekaligus strategis dan intelek untuk menyusun pola kerja kreativitas musikalisasi puisi.*

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah