KABAR PRIANGAN – Dokter Tirta menjawab banyak pertanyaan yang ditujukan kepadanya terkait seni rajah badan alias tato yang dimilikinya dengan profesi dia sebagai seorang dokter.
Hujan pertanyaan itu bermunculan karena sebelumnya Dokter Tirta mengunggah sebuah cuplikan video dalam akun Instagramnya dengan menyertakan caption tentang tato.
“Fyi, tattoo saya akhirnya tidak bisa dilanjutkan proses hilangnya, karena terakhir menyebabkan beberapa luka dan keloid, tapi saya tidak menambah tattoo lagi,” tulis Dokter Tirta pada akun Instagramnya pada hari ini, Rabu 8 Desember 2021.
Saking cintanya dengan dunia kedokteran, Dokter Tirta bahkan membuat tato logo medis di punggungnya.
“Tapi sekarang sudah ga akan dan ga mau menambah lagi, enough is enough,” ucap dr. Tirta.
Tato di Indonesia sendiri sebenarnya bukan hal baru. Tato digunakan oleh masyarakat Dayak sebagai simbol kelompok. Tato menjadi sesuatu yang berkaitan dengan ritual dan juga memiliki makna.
Baca Juga: Dinamika Politik Jelang Pilrek Unsil Makin ‘Liar’. Ada 10 Nama yang Disebut-sebut Layak Jadi Rektor
Di Suku Dayak, Tato dijadikan penanda, salah satunya penanda kelas sosial. Tidak hanya Suku Dayak, tapi juga Suku Mentawai. Bahkan konon tradisi tato Suku Mentawai berusia lebih tua dari tradisi tato di Mesir.
Namun tato mengalami pergeseran makna. Tato sempat dianggap sebagai bagian dari simbol kekuasaan dimana ada anggapan mereka yang bertato adalah preman
Dilansir dari kanal YouTube nya, dokter Tirta menjelaskan tantang tato dan kenapa masih terdapat tato di tubuhnya.
Tato yang dibuat pertama kali olehnya adalah tato YNWA yang ada di punggung tangannya. Kemudian dr. Tirta menceritakan tentang perjalanan pembuatan tato dan makna yang terdapat dari setiap tato yang dibuatnya.
Dengan keyakinannya sekarang, akhirnya dr.Tirta memutuskan untuk tidak menambah kembali tato yang ada di tubuhnya.
Dokter Tirta menjelaskan bahwa dirinya sudah pernah mencoba membersihkan tato yang dimilikinya namun mengakibatkan muncul keloid sehingga akhirnya tidak dilanjutkan bahkan diakui olehnya karena hal tersebut dia mengalami dermatitis.
“Buat gue, tato adalah art,” ucap dr. Tirta seperti yang dikutip oleh Kabar-Priangan.com pada Rabu, 8 Desember 2021.
Namun dokter Tirta juga menjelaskan bahwa dari setiap tato yang dibuat maka harus siap dengan konsekuensi di masa depan.
“Setiap tato, loe harus bertanggungjawab atas keputusan hidup loe dimasa depan. Kalau loe mau ilangin (Tato), itu (membuat) luka bakar, sangat susah,” jelas dr.Tirta.
Baca Juga: Hasil Liga Champions, Delapan Klub Telah Memastikan Tiket ke Babak 16 Besar
Dokter Tirta pun memberikan saran di akhir unggahannya bagi yang belum tato dan berniat untuk memiliki tato.
“Buat kalian yang belum tato saya sarankan ngga usah karena resikonya sangat besar. Apalagi yang beragama muslim,” ucap dr.Tirta.
“Tapi kalau mau bertato pikir baik-baik bukan cuma sebuah foto-foto,” lanjutnya.***