Dulu jangankan kendaran roda empat atau mobil yang banyak lalu lalang seperti sekarang ini, sepeda motor pun sangat jarang.
Kendaraan yang dulu banyak digunakan adalah sepeda. Hal inilah yang menyebabkan dirinya saat itu memilih untuk membuka bengkel reparasi jari-jari ban sepeda yang seiring perkembangan jaman kini bergeser menjadi bengkel jari-jari ban sepeda motor.
"Baheula mah pas awal-awal Abah muka usaha di dieu, boro-boro mobil dalah motor ge jarang pisan nu ngaliwat. Tina sabulan paling aya hiji motor nu ngaliwat, eta ge mun kabeneran aya gegeden," ucapnya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Lantik Raja Juli Antoni Menjadi Wakil Menteri ATR/BPN, Berikut Ini Profilnya
(Dulu pas awab Abah buka usaha di sini, jangankan mobil, motor pun sangat jarang lewat. Dalam sebulan, palinghanya satu motor yang lewat, itu pun kalau kebetulan ada pejabat),” katanya.
Selain itu, tutur Bah Tamim, di sepanjang Jalan Ahmad Yani ini dulunya juga masih sangat jarang terdapat bangunan.
Hal ini sangat jauh berbeda dibandingkan dengan kondisi sekarang di mana sepanjang Jalan Ahmad Yani sudah sangat "heurin ku tangtung" (penuh oleh bangunan) karena memang saat ini kawasan itu menjadi pusat perkotaan Garut.
Menurut Bah Tamim, seingat dirinya, di sekitar jalan itu dulu hanya ada bangunan pabrik batik tulis garutan yang sekarang sudah berubah menjadi perkantoran.
Di sepanjang pinggiran jalan utama di wilayah perkotaan Garut tersebut, saat itu lebih banyak kebun dan pohon-pohonan.