Menjelang wafatnya pun Ihat masih tetap aktif dalam kegiatan sosial, bahkan hendak dikukuhkan sebagai ketua PKBM nasional yang suratnya sempat ditandatangani di atas ranjang rumah sakit. Saat itu ia harus dirawat intensif di RSPAD Gatot Subroto Jakarta karena kesehatannya menurun, hingga akhirnya mengembuskan nafas terakhirnya. Ia pun dikebumikan di pemakaman keluarga di Gaok tak jauh dari rumahnya.
Menurut salah seorang putrinya, Luthfy Dwianna Maharani, SPd, ibundanya merupakan paket lengkap dari definisi seorang perempuan. Sosok yang tidak bisa melihat orang-orang di sekitarnya berada dalam keterbelakangan. "Bukan sekadar memberikan materi, tetapi lebih banyak pesan moral dan bekal pengetahuan yang akan berguna bagi warga sekitarnya kelak. Hal itu dengan dibuatnya LPK Gilang Tiara yang muridnya selalu membludak dari sejak awal didirikan," kata Luthfi.
Ya, meskipun keinginan Ihat kecil bersekolah di TK tak tercapai, namun sejarah membuktikan ia bisa membangun sebuah lembaga pendidikan bernama PKBM Gilang Tiara yang didalamnya juga terdapat TK dan PAUD. Tak heran pada saat hidupnya pun ia begitu mencintai murid-murid kecilnya.
Insya Allah, husnul khotimah, Ibu (Almh) Ihat Husnul Hotimah...***