Ada 70,2 Juta Orang Dewasa di Indonesia yang Merokok, Kemenkes: Stunting Bisa Disebabkan Asap Rokok

29 Mei 2023, 22:55 WIB
Ilustrasi stunting. /Pixabay/Rene Asmussen

KABAR PRIANGAN – Mencegah stunting masih menjadi pekerjaan rumah yang besar, tak hanya bagi negara yang diwakili Kementerian Kesehatan, tapi juga bagi seluruh lapisan masyarakat. Pemantauan tumbuh kembang anak memang melibatkan banyak pihak, tapi keluarga sebagai lapisan terdekat bagi anak jelas memiliki peran paling krusial.

Dalam Konferensi Pers Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2023 di Gedung Kemenkes RI di Jakarta, Senin, 29 Mei 2023, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Maria Endang Rusmiwi mengungkapkan, balita yang terpapar asap rokok memiliki peluang 5,5 persen mengalami stunting.

Hal tersebut didasarkan pada hasil penelitian dari Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia pada tahun 2018, bahwa balita yang tinggal dengan orangtua perokok tumbuh 1,5 kilogram lebih kurang dari anak-anak yang tumbuh tanpa orangtua perokok.

Baca Juga: Banyak yang Bubar, Ini Grup KPop Generasi Kedua yang Masih Tersisa

Sedangkan saat ini terdapat 70,2 juta orang dewasa yang merokok di Indonesia, dan sebaganya 65,5 persennya adalah laki-laki.  “Itu artinya, ada sepertiga balita di Indonesia yang berpotensi terpapar rokok, lalu berat badan menjadi kurang dibandingkan mereka yang tidak terpapar rokok sehari-hari di kelurganya,” ujar Maria dilansir dari Antara.

Karenanya Maria mengajak kaum pria, terutama bapak-bapak untuk ikut berkontribusi dalam program penurunan angka stunting, dengan cara mengalihkan uang belanja rokok kepada kebutuhan protein anak.

Apalagi pengeluaran belanja rokok di rumah tangga berada pada peringkat kedua terbesar atau setara tiga kali lipat lebih tinggi dari biaya kebutuhan protein anak. Data dari Global Adult Tobacco Survey (GATS), uang belanja rokok di rumah tangga rata-rata sebesar Rp382 ribu per bulannya.
Sang Dirjen Kesmas kemudian melanjutkan,

“Ini fokus kami, karena angka stunting di Indonesia masih relatif tinggi menurut kategori WHO maksimal 20 persen populasi. Indonesia masih 21 persen, kala 30 persen balita berpotensi terpapar rokok di rumah tangga, ini jadi salah satu hambatan dalam menurunkan stunting,” ucap Maria.

Baca Juga: Kecepatan Kereta Api Meningkat, Daop 2 Bandung Ingatkan Masyarakat Agar Hati-hati

Hal tersebut sejalan dengan tema peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2023, yaitu Kami Butuh Makanan, Bukan Rokok. Peringatan tersebut diharapkan menjadi peluang bagi kaum bapak untuk berperan menurunkan angka stunting nasional, dengan mengalihkan uang rokoknya kepada kebutuhan protein anak seperti telur, daging ayam, dan lain sebagainya.*

 

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler