Polusi Sampah Plastik Menjadi Fokus Utama Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023

5 Juni 2023, 08:29 WIB
#BeatPlasticPollution, tagar kampanye Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023. /Pexels/Lucien Wanda/

KABAR PRIANGAN - Terlepas dari kegunaannya yang beragam, konsumsi plastik saat ini sudah dalam tahap yang mengkhawatirkan.

Satu juta botol plastik dibeli setiap menitnya, dan dua setengah triliun dirancang untuk sekali pakai kemudian dibuang. Polusi sampah plastik menjadi tak terhindarkan.

Plastik, termasuk mikroplastik, kini ada di mana-mana di lingkungan alam kita. Plastik menjadi bagian dari catatan fosil Bumi dan penanda Antroposen, era geologi kita saat ini.

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Jabar, OS Disebut-sebut Terlibat dalam Kasus Dugaan Pemotongan Dana Banprov TA 2020

Mikroplastik yang bertebaran di perairan kemudian menciptakan relung ekologi baru yang disebut “Plastisfer” atau Ekosistem Plastik. Sebuah ekosistem dengan komunitas mikroba yang hidup diatas permukaan hidrofobik plastik.

Pentingnya mengurangi konsumsi plastik

Ekosistem plastik berpotensi negatif terhadap makanan maupun minuman yang kita konsumsi karena mikroplastik dapat menjadi pembawa (vektor) penyakit.

Mikroplastik butuh waktu lama untuk didegradasi. Material plastik yang terapung-apung akan membuat berbagai mikroorganisme melekat dan hidup pada permukaan material plastik.

Baca Juga: Jadwal Acara ANTV Senin 5 Juni 2023: Cek Jam Tayang Anupamaa, Jodha Akbar, Imlie dan Atas Nama Cinta

Bukan hanya mikroorganisme yang mampu mendegradasi mikroplastik, namun juga mikroorganisme patogen yang bisa menyebabkan penyakit pada hewan laut maupun manusia.

Bakteri patogen yang mampu hidup pada mikroplastik antara lain Vibrio spp. (bakteri penyebab penyakit saluran pencernaan), Aeromonas salmonicida (penyebab penyakit furunculosis pada ikan),Pseudomonas, Escherichia, dan Acinetobacter.

Upaya meminimalisir plastik

Seiring dengan kesadaran bahwa sampah plastik dapat merusak lingkungan dan berimbas pada kesehatan, banyak usaha yang dilakukan untuk mencari teknologi pengolahan plastik yang tepat.

Baca Juga: Kini Ada Wisata Balas Dendam atau Revenge Traveling, Tren Wisata yang Pamornya Masih Terus Menanjak

Seperti teknologi berbasis membrane bioreactor (MBR) yang dapat mengurai mikroplastik berukuran <5 mm menjadi 20 – 100 µm hingga 99.9% yang dikembangkan pada tahun 2017 oleh Talvitie dan tim.

Atau teknik coagulative colloidal gas aphron (CCGA) yang digunakan oleh Zhang beserta timnya yang berhasil mengurai mikroplastik berukuran mikron (~5 µm) hingga hampir mencapai 100%.

Namun penelitian tersebut masih perlu diteliti lebih lanjut sebelum dapat diaplikasikan secara luas.

Baca Juga: MBTI, Mengenal Diri Sendiri Lewat Tes Mandiri, Bisa Dilakukan dengan Mudah Melalui Komputer, Lho!

 Pengurangan sampah plastik sebenarnya juga dapat dimulai dari diri kita sendiri. Dengan mengadopsi gaya hidup tanpa sampah plastik, yaitu dengan menggunakan produk yang dapat digunakan kembali seperti tumbler.

Membawa alat makan sendiri, memilih kotak bekal dari stainless atau kaca alih-alih berbahan plastik, dan mendukung gerakan refill produk kebersihan rumah.

Memulai dari diri sendiri adalah hal yang mudah, jika setiap orang memiliki kesadaran untuk mengurangi sampah plastik, maka dunia akan lebih cepat lepas dari masalah polusi plastik.

Baca Juga: Profil Mang Dede, PKL Cihideung Tasikmalaya Tak Gentar Bersaing dengan Caleg Berkantong Tebal di Pemilu 2024

Yuk mulai #BeatPlasticPollution dari sekarang.***

Editor: Dede Nurhidayat

Tags

Terkini

Terpopuler