Network
KABAR PRIANGAN - Pernyataan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut KH A
Sirodjul Munir yang menyebutkan terdapat tokoh sentral teroris di Garut dengan peranan sangat besar, mengejutkan banyak kalangan. Tak hanya warga awam, pengamat terorisme pun menyampaikan kekagetannya.
Sebelumnya, seperti disampaikan di kabar-priangan.com, Kamis 22 Oktober 2022/ Harian Umum Kabar Priangan edisi Jumat 23 Oktober 2022, KH Sirodjul menyebutkan, saking besarnya peranan tokoh yang ada di Garut tersebut, setiap teroris yang akan melakukan bom bunuh diri di Indonesia pasti meminta restu terlebih dulu kepada tokoh itu.
Jika sudah mendapatkan restu, teroris tersebut baru mau melakukan bom bunuh diri. Hal itu berlaku untuk teroris dari kelompok mana pun termasuk Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Baca Juga: MUI Garut Ungkap Keberadaan Tokoh Sentral Teroris Berada di Wilayah Ini
Disebutkan pula, tokoh radikalis intoleran di Garut yang selalu dimintai restu oleh para pelaku bom bunuh diri itu merupakan pelanjut perjuangan Darul Islam (DI)/Tentara Islam Indonesia (TII) dari kelompok Fisabilillah.
Menanggapi komentar tersebut, pengamat terorisme nasional yang juga pemerhati dan peneliti DI/Negara Islam Indonesia (NII), Al Chaidar, langsung terkekeh.
"Teroris sowan ke tokoh di Garut sebelum bom bunuh diri? he he, enggak benar itu, enggak benar sama sekali, mana ada orang DI terlibat terorisme," ujar Al Chaidar kepada kabar-priangan.com/ Harian Umum Kabar Priangan melalui telepon, Jumat 23 Desember 2022 dini hari.
Selama ini, lanjut Al Chaidar, tak ada orang DI terlibat terorisme, namun kalau mantan DI terlibat atau menjadi eksekutor terorisme ada seperti Noordin M Top dan Dr Azhari. Menurutnya, DI tidak melakukan bom bunuh diri, namun perang.
