Sikapnya tersebut menarik perhatian dan membuat gempar Kota Medan. Hoegeng kemudian diperintah Presiden Soekarno menjadi Direktorat Jenderal (Dirjen) Imigrasi.
Pada saat itu ia meminta istrinya menutup toko bunga. Karena ditakutkan ketika ia menjabat, segala yang berurusan dengan imigrasi akan memesan bunga kepada istrinya.
Ia juga pernah menolak mobil dinas dari Sekretariat Negara karena merasa sudah cukup dengan jeep dari Kepolisian. Tahun 1968, Hoegeng diangkat menjadi Kapolri menggantikan Soetjipto Yudhodiharjo.
Baca Juga: 4 Pelaku Utama Sindikat Curanmor Masih Berkeliaran, 4 Orang Lainnya Telah Ditangkap Polres Banjar
Salah satu kasus terkenal yang ia tangani adalah penyelundupan mobil mewah yang didalangi oleh Robby Tjahyadi atau Sie Tji It. Kasus tersebut menyeret nama istri Presiden Soeharto, Ibu Tien.
Setelah pengungkapan kasus tersebut, pemberhentian Hoegeng sebagai Kapolri dipercepat dengan alasan regenerasi.
Selain itu, kasus yang paling menarik perhatian masyarakat ketika Hoegeng menjabat adalah Sum Kuning, yaitu pemerkosaan terhadap penjual telur bernama Soemaridjem (17) pada 21 September 1970 di Yogyakarta.
Baca Juga: Seorang Ayah di Garut ajak Anaknya Minum Racun Tikus, Videonya Viral di Medsos
Diduga pelaku tindak pemerkosaan adalah orang-orang berpengaruh atau berkuasa di Yogyakarta. Karena pelaku menggunakan mobil untuk menculik dan memperkosa Soemaridjem di dalamnya. Kala itu, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa memilki mobil.
Menurut pengakuan Soemaridjem, pelakunya ada empat orang. Ia diculik ketika tengah berjalan di depan Asrama Polisi Patuk Yogyakarta.