KABAR PRIANGAN – Lalu Ary Kurniawan Hardi, alumnus Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur, baru saja dinobatkan sebagai wisudawan terbaik di Nicolaus Copenicus University, Polandia. Mahasiswa International Politics and Diplomacy itu berhasil lulus dengan raihan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna yaitu 5.00.
Sebelumnya pada tahun 2021, pria yang akrab disapa Ary itu berhasil menyabet gelar wisudawan terbaik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair. Ia meraih IPK nyaris sempurna yaitu 3.98.
Menanggapi keberhasilan terbaru itu, Ary mengatakan kegembiraannya sekaligus tak menyangka. “Alhamdulillah, saya sangat senang dan tidak pernah menyangka bisa meraih gelar wisudawan terbaik untuk kedua kalinya," ucapnya dalam siaran pers Pusat Komunikasi dan Informasi Publik Unair yang diterima kabar-priangan.com/Harian Umum Kabar Priangan, Senin 20 November 2023.
Ary pun berharap prestasi tersebut menjadi pengingat bahwa dirinya mempunyai tanggung jawab moral untuk melakukan sesuatu yang berdampak dan bermanfaat bagi masyarakat. "Bukan untuk gengsi," tutur pria asal Mataram, Nusa Tenggara Barat itu.
Awalnya Berencana Meneliti tentang Pengadaan Alat-alat Militer
Ary mengakui, selama proses pengerjaan tesis dirinya sempat mengalami beberapa kendala. Awalnya, ia berencana meneliti tentang sistem pertahanan di Indonesia terkait pengadaan alat-alat militer. Namun, setelah mempertimbangkan beberapa hal terutama ketersediaan data, ia memutuskan untuk beralih ke topik hukum internasional.
Dengan topik tersebut Ary mengaku dirinya sangat tertantang karena ia harus banyak belajar tentang hukum internasional. Apalagi dirinya mempunyai latar belakang Ilmu Politik. “Background saya kan dari Ilmu Politik, jadi harus berusaha keras untuk membiasakan diri dengan terminologi hukum-hukum internasional," ucapnya.
Baca Juga: Filipina vs Indonesia, Skuad Garuda Bertekad Obati Kekecewaan Setelah Dipermak Irak
Membaca Buku-buku yang Banyak Istilah Bahasa Yunani
Ia pun harus banyak meluangkan waktu untuk membaca buku-buku hukum internasional yang notabene penuh dengan istilah-istilah dari bahasa Yunani. “Ini hal yang baru bagi saya. Saya harus membaca jenis-jenis insurgency dan berbagai perspektif hukum dari berbagai macam negara. Belum lagi, saat semester akhir saya juga ikut banyak kegiatan mulai dari konferensi, summer camp, dan penelitian. Jadi, sungguh menantang dan berat,” ucapnya.
Namun berkat usaha, kedisiplinan dan kerja kerasnya berbuah hasil. Ia berhasil menyelesaikan tesisnya dengan perolehan IPK sempurna. Padahal awalnya dirinya sempat tidak percaya diri karena pengujinya berprofesi sebagai pengacara internasional. Selain itu, penelitian yang ia angkat juga penelitian multidisiplin yang menggabungkan ilmu politik dengan hukum internasional.***