Kelomang Kini Sulit Dijumpai di Pantai Pangandaran

- 25 Maret 2021, 11:12 WIB
Pedagang kelomang di Pantai Pangandaran.
Pedagang kelomang di Pantai Pangandaran. /kabar-priangan.com/Agus K/

“Terasa hilangnya sejak tsunami, kelomang jadi sulit dicari,” kata Juhana.

 Sejak saat itu pihak pemerintah dan LSM lingkungan hidup banyak yang berusaha meningkatkan populasi kelomang di Pangandaran. Ratusan kilogram kelomang dilepasliarkan di sekitar Cagar Alam Pangandaran.

Baca Juga: Kisahnya Tragis! Spesialis Pencuri Mobil Sudah Masuk Bui Kini Gagal Menikah Lagi

 "Dulu sempat 3 kuintal kelomang dilepasliarkan. Lalu ada juga komunitas pecinta kelomang yang pesan 50 kilogram ke saya, lalu dilepasliarkan. Sejak saat itu juga, ada imbauan agar wisatawan tak menangkap kelomang dari Pasir Putih Pangandaran,” papar Juhana.

 Juhana mengaku sudah belasan tahun menjual kelomang di Pangandaran. Banyak wisatawan, terutama anak-anak yang ingin memelihara satwa pemilik 10 kaki ini.

 “Kelomang ini umurnya panjang. Bisa mencapai 30 tahun kalau di alam bebas, kalau dipelihara bisa sampai 20 tahun. Pakannya sisa buah-buahan atau sayuran. Mentimun, semangka, wortel itu kesukaannya,” kata Juhana.

Baca Juga: Miris! Jelang Masuk Sekolah, SDN Singasari Taraju Tasikmalaya Hanya Miliki Tiga Ruangan Kelas

 Kelomang memiliki banyak jenis. Kebanyakan dibedakan dari warna kakinya.

“Ada kelomang bule yang kaki putih, ada kelomang kaki hitam, kaki ungu dan yang mahal ada kaki merah. Yang paling umum kelomang kaki hitam,” kata Juhana seraya mengatakan kelomang berukuran kecil dia jual Rp 5 ribu dan yang berukuran besar Rp 10 ribu per ekor.

 Selain dijadikan peliharaan, menurut Juhana kelomang juga memiliki khasiat obat. Menurut pengalaman Juhana, kelomang ampuh menyembuhkan penyakit asma.

Halaman:

Editor: Dede Nurhidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x