Gua Tak Berujung di Pamarican Ciamis, Konon Sampai ke Tanah Suci

- 30 Januari 2023, 15:15 WIB
Kawasan tatar galuh Ciamis sebagian di antaranya berupa pegunungan kapur. Sampai saat ini, masih banyak gua-gua yang belum dikenali, bahkan belum pernah dijelajahi.
Kawasan tatar galuh Ciamis sebagian di antaranya berupa pegunungan kapur. Sampai saat ini, masih banyak gua-gua yang belum dikenali, bahkan belum pernah dijelajahi. /kabar-priangan.com/Dok. Pikiran Rakyat/

KABAR PRIANGAN - Kawasan Tatar Galuh Ciamis selepas berpisah dengan Kabupaten Pangandaran tidak lagi mempunyai tempat wisata pantai.

Namun tak membuatnya kekurangan tempat wisata karena destinasi-destinasi baru bermunculan yang sebagian dikelola oleh masyarakat setempat.

Di antaranya tempat wisata yang mengandalkan keindahan pegunungan, keasrian sungai yang masih alami serta adanya gua-gua alamiah.

Baca Juga: 22.000 Tiket Konser Sheila on 7 di Jakarta Ludes Terjual, Promotor: ‘Tunggu Aku di …’ Kota-kota Lainnya!

Kabupaten Ciamis yang sebagian di antaranya berupa pegunungan kapur. Sampai saat ini, masih banyak gua-gua yang belum dikenali, bahkan belum pernah dijelajahi.

Salah satu gua yang belakangan tengah menjadi perbincangan yakni Gua Tak Berujung di Blok Malabar, Desa Sidamulih, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis.

Selain disebut dengan Gua Tak Berujung, karena belum pernah ada yang berhasil mencapai ujung gua, ada pula yang menyebutnya dengan Gua Barokalah.

Baca Juga: Luis Milla Boyong 22 Pemain Persib Bandung ke Markas PSIS Semarang, Rezaldi Hehanusa Siap Jalani Debut!

Gua yang terdapat di lahan milik Suhada (85), lokasinya juga tidak jauh dari Pesantren Hidayah.

Bahkan ada yang menyebut dengan Gua Lalay, karena dulunya menjadi sarang kalelawar berukuran kecil.

Gua Tak Berujung ini ternyata mempunyai pintu masuk gua yang cukup lebar, namun tidak begitu tinggi.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata di Bandung yang Lagi Hits 2023, Ajak Keluarga Liburan ke Sini!

Beberapa langkah memasuki gua, pengunjung langsung disuguhi stalaktit, bebatuan kapur berbentuk lancip dengan ujungnya mengarah ke bawah, hasil proses jutaan tahun.

Ujung staklakit yang runcing-runcing, terasa lebih dingin. Hal ini menandakan proses pembentukan masih terus berlangsung.

Sedangkan stalakmit yang biasanya berada di bawah stalaktit, jumlahnya tidak begitu banyak.

Baca Juga: Tiang Pembatas Trotoar di Semipedestrian Jalan HZ Mustofa Tasikmalaya Banyak yang Miring, Padahal Belum Lama

Selain stalaktik, banyak pula ornamen batuan alami lainnya yang menempel di dinding gua. Ini memperlihatkan alur pembentukan batuan kapur tersebut.

Masuk lebih dalam, eksotisme gua tampak lebih mengagumkan lagi. Hingga saat ini, gua tersebut belum diketahui ujungnya.

Ketinggian lorong di dalam gua juga beragam, bahkan beberapa di antaranya tidak begitu tinggi.

Baca Juga: Prediksi Susunan Pemain PSM Makassar vs RANS Nusantara FC di BRI Liga 1, Lengkap dengan Head to Head Kedua Tim

Sehingga ketika hendak dilalui, badan harus membungkuk. Beberapa cabang juga ditemukan di dalam gua.

Semakin masuk ke dalam cahaya semakin kurang bahkan gelap. Cerita yang berkembang, sampai saat ini belum pernah ada orang yang menemukan ujung gua.

Beberapa warga pernah mencoba masuk dengan membawa obor untuk penerangan. Akan tetapi, karena semakin ke dalam terdapat lorong gua yang menyempit, mereka terpaksa balik lagi.

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Senin 30 Januari 2023: Cek Jam Tayang Indonesian Idol dan The Biggest Game Show In World

Saking panjangnya gua, beberapa cerita menyebut bahwa ujung gua menembus laut selatan di wilayah Pangandaran.

Akan tetapi yang lain memercayai ujung gua tersebut sampai ke tanah suci. Selain itu gua diyakini menjadi petilasan salah satu tokoh penyebar agama Islam Syekh Subakir.

“Waktu masih muda, saya pernah mencoba masuk ke dalam menyusuri gua. Akan tetapi sampai seharian belum ketemu ujungnya, padahal sudah habis sembilan obor. Karena kehabisan bekal dan obor, akhirnya balik lagi,” tutur Suhada, beberapa waktu lalu seperti dikutip dari Pikiran Rakyat.

Baca Juga: Akhir Bulan Ingin Makan Enak? Inilah 8 Menu untuk Makan Enak di Akhir Bulan, Dijamin 'Ngeunah'!

Dia mengungkapkan beberapa pengunjung juga pernah mencoba masuk ke dalam, akan tetapi sampai saat ini belum ada satu pun yang berhasil mencapai ujung.

Suhada juga tidak keberatan apabila gua tersebut menjadi objek wisata yang dikelola Pesantren Al-Hidayah.

“Tentunya keasrian gua harus tetap dijaga. Selain itu juga tidak boleh untuk kegiatan yang menyimpang agama,” ujarnya.

Baca Juga: Harga Jengkol di Tasikmalaya Turun Tapi Masih Tinggi, Sejumlah Pedagang Sayuran Belum Berani Menjual

Sementara itu pengasuh Pesatren Nurul Hidyah Cici Handritin juga mengungkapkan, gua tersebut pernah disinggahi tokoh penyebar agama Islam, Syeh Subakir, yang merupakan guru dari Syekh Abdul Muhyi.

"Kami selalu menekanan pada pengunjung agar tidak memanfaatkan gua untuk kemusyrikan. Kami juga selalu menekankan pengunjung agar selalu menaati peraturan, serta menjaga keasriannya. Kami juga mendukung apabila gua ini juga menjadi salah satu objek wisata,” tuturnya.***

Editor: Dede Nurhidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x