Bagian kepala biasanya dijual dengan harga yang lebih mahal daripada kulit sapi yang berada di bagian badan sapi, karena rasanya lebih enak, harum dan kenyal.
Penganan jadul ini sudah sangat langka ditemui, pada zaman dahulu penjual sate kikil terlihat menjajakan dagangannya berjalan kaki keliling kampung dengan cara dipikul.
Kikil sapi yang dibakar dan diberi bumbu kacang dan kecap sebelumnya, menambah harum aroma dari satenya sendiri.
Biasanya mereka menjual dagangannya sore hari, disaat waktu krusial untuk "ngemil". Salah satu pedagang sate kikil menuturkan, ia berjualan dari pukul 15:00 hingga 18:00, Ajo namanya, seorang pedagang sate kikil yang sudah lama berjualan.
Ajo berjualan sate kikil dengan berkeliling kampung, namun sekarang lebih banyak mangkal di sekitar Alun alun Kabupaten Bekasi yang terletak di Kampung Bunut - Setu Bekasi.
Setiap hari Ajo mengaku membawa kurang lebih 600 tusuk yang siap ia jajakan, aroma dari sate kikilsangatlah wangi, dan tentu saja rasanya tak kalah nikmat.
Baca Juga: Kenapa Bansos 2023 PKH Tahap 1 Belum Cair? Simak 5 Alasannya di Sini
"Saya mah asli dari Karawang, jualan di sini cari nafkah, kadang dua minggu sekali pulang ke Karawang, kalo ngontraknya mah di sekitar sin," ujar Ajo.
Ia bisa menyekolahkan dan membesarkan anaknya yang berjumlah tiga orang dari hasil berjualan sate kikil.