Pasalnya, madrasah tersebut berada di bawah kaki gunung Cikuray sehingga sulit untuk mendapatkan akses internet.
"Hal itu membuat santri madrasah tersebut sulit melaksanakan pembelajaran daring. Kondisi tersebut mengkhawatirkan kesehatan para siswa dan guru-guru yang terus mengajar luring seperti biasa, padahal penyebaran Covid-19 di Kabupaten Garut semakin meningkat tiap harinya," ujar Ridwan.
Baca Juga: Pasar Ciawi Terbakar Hebat, Begini Penjelasan Kepolisian
Karena permasalahan itulah tim menemukan sebuah solusi yang bernama Ec-Library yaitu perpustakaan digital online yang dapat diakses tanpa menggunakan kuota data internet. Menurut Ridwan, untuk memahami makna dari Ec-Library menggunakan dua cara.
Pertama yaitu dengan mengurutkan singkatan. Ec-Library adalah akronim dari Electronic Community Library yang diartikan sebagai suatu komunitas perpustakaan digital. Cara kedua adalah dengan membaca nama Ec-Library tersebut.
"Ketika kita mengucapkan atau mendengarkan orang yang membaca nama Ec-Library maka kalau kita tuliskan pengucapannya sama dengan 'easy'. Hal ini mengandung makna tersirat yaitu 'easy' (mudah)," ujar Ridwan.
Adapun cara kerja dari sistem Ec-Library ini yaitu siswa hanya perlu menyalakan wifi pada device masing-masing baik itu di hape maupun di laptop atau komputer.
Setelah wifi dinyalakan maka selanjutnya menyambungkan wifi hape dengan wifi yang bernama MDTA Al-Azhar.
Melalui piranti wifi yang tersambung, siswa dapat mengakses dengan dua cara. Pertama, siswa dapat mengunduh aplikasi yang sudah disediakan oleh Tim PKM-PM dengan scan QR code di bawah.