Network
KABAR PRIANGAN - Salah seorang dosen Unsil Bode Riswandi memandang ketujuh balon rektor memiliki kans besar dalam memperjuangkan hak purna bakti.
"Namun ada yang tersurat dan tersirat. Dalam hal penuntasan dan memperjuangkan purna bakti ini, para kandidat termasuk Dr Supratman dan Dr Nundang juga punya gaya, konsep, dan strategi masing-masing. Perbedaan ini tidak bisa kita nilai seseorang menjadi lebih baik. Justru, mereka berpikir rasional agar tidak terjebak dalam emosional sesaat, " ujar dosen yang juga salah seorang sastrawan Tasikmalaya ini.
Terlebih ujar dia, calon-calon dari internal termasuk Dr. Supratman maupun Dr. Nundang juga memliki ikatan batin dengan civitas akademika Unsil yang dulunya satu perjuangan selama yayasan.
Baca Juga: Timnas Indonesia Boyong 27 Pemain untuk Hadapi Timor Leste di FIFA Matchday, Ada Satu Pemain Persib
Maka untuk penyelesaian purna bakti, tanpa dituliskan secara harfiah, tetapi dalam hati nuraninya juga menaruh perhatian yang besar terkait purna bakti.
Bode juga mengapresiasi
tujuh balon rektor merupakan orang-orang terbaik.
Dengan segala dedikasi dan kemampuannya, ujar dia, mereka menjadi bagian ruang percakapan civitas akademika dalam rentang beberapa bulan ke belakang.
Baca Juga: Ada Serial India Kulfi, Gopi, Silsila dan Balika Vadhu. Ini Jadwal Acara ANTV Rabu, 19 Januari 2022
"Syahdan dari tujuh balon, secara de fakto ada tujuh pemikiran dan tujuh persimpangan pilihan. Maka dalam waktu yang nyaris singkat, paling tidak tensi terasa panas dingin. Besok (hari ini-red) adu visi misi dimulai, dan tensi tentu akan makin tinggi. Panas dalam beda pilihan wajar, tapi kepala dan hati semoga sentiasa dingin demi usia silaturahmi," kata dia.
Menurutnya, perang wacana, perkembangan issue, jadi satu keniscayaan dan menjadi fenomena, yang harus di terima dalam perhelatan demokrasi.
Hanya Dalam kancah politik praktis, serangan fajar jadi sesuatu yang dicurigai bahkan ditunggu sebagian pihak. Tapi di dalam institusi pendidikan, setiap hari adalah fajar.
Fajar untuk memberi pencerahan, bahwa hal itu (jangan) tidak berlaku di rumah yang kita cintai.
"Jadi selamat berkontestasi buat tujuh balon, selamat bertugas buat panitia dan senat, dan selamatkan rumah kita dari upaya-upaya adu domba juga tabiat memancing di air keruh. Beda pilihan itu hal kecil, kekeluargaan tetap harta utama, " ujar dia.***
