Jeslyn Aretha dari SD Galunggung dan Keith Lawrence dari SD BPK Penabur Juara Olimpiade Sains Kota Tasikmalaya

- 12 Mei 2022, 19:50 WIB
Koordinator pengawas SD Kota Tasik, Asep Supriadi.*
Koordinator pengawas SD Kota Tasik, Asep Supriadi.* /kabar-priangan.com/Irman Sukmana/

KABAR PRIANGAN - Jeslyn Aretha Prajawiguna dari SD Galunggung dan Keith Lawrence Huang dari SD BPK Penabur keluar sebagai juara pada mata pelajaran IPA dan Matematika dalam Olimpiade Sains tingkat SD se Kota Tasikmalaya.

Olimpiade Sains tingkat Kota Tasikmalaya atersebut digelar di SD Perumnas Cisalak Kota Tasikmalaya, Kamis 12 Mei 2022.

Dalam Olimpiade Sains Tingkat Kota Tasikmalaya itu, Jeslyn sukses meraup total nilai 24 mengungguli Mulya Heryani dari SD  Sukamulya (20), Fazal Thohiro Noor dari SD Nagrawangi (19) yang harus puas berada di urutan dua dan tiga.

Baca Juga: Tiga Jenderal NII di Garut Dituntut Hukuman 2 dan 5 Tahun Penjara

Adapun Keith Lawrence jadi juara dengan mengumpulkan poin 27 sekaligus memupus harapan Muzafar Putra Ridiyanto dari SD Cibunigeulis 2 (22) serta Fathia Selviana Rahmah dari SD Citapen (18) yang harus puas berada di urutan dua dan tiga.

Kegiatan itu sendiri dibuka dan dipantau langsung Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Disdik Kota Tasikmalaya, H Cecep Susilawan SPd MM.

Koordinator pengawas (Korwas) SD Tingkat Kota Tasik yang juga Kepala Sekolah SD Perumnas Cisalak Kota Tasikmalaya, Asep Supriadi bersyukur karena pelaksanaan kegiatan bisa berjalan lancar dan semangat para peserta untuk berkompetisi tampak menggebu.

Baca Juga: Tragis Penganiayaan di Limbangan Garut, 1 Tewas, 1 Luka

Pelaksanaan kegiatan juga menerapkan protokol kesehatan ketat dimana pesertanya dibatasi hanya 2 orang hingga 4 orang yang mewakili kecamatan di Kota Tasikmalaya per mata pelajaran. 

“Ya sesuai prokes, peserta dibatasi maksimal 40 peserta. Karena khusus pelaksanaan di tahun 2022 untuk jenjang kota menggunakan luring,” ujar Asep yang juga salah seorang panitia Pelaksana kegiatan.

Hanya saja, ia tak memungkiri bila melihat hasil lomba, ada perbedaan mencolok atau jomplang antara koleksi skor peserta yang masuk tiga besar dengan di luar itu.

Baca Juga: Pamflet Foto Mesra Oknum Kades, Terpampang di Sejumlah Pos Ronda Desa Ganjaresik Sumedang 

Menurut dia, hal itu menjadi salah satu indikator bahwa pola pembelajaran dalam jaringan (daring) yang dijalankan selama pandemi Covid -19 kurang berjalan efektif di sejumlah wilayah.

Memang kata dia, hal itu belum mewakili evaluasi maupun asumsi awal itu, sehingga perlu kajian lebih komprehensif.

Sebab jumlah peserta di dua mata lomba yakni IPA dan Matematika sangat terbatas yakni setiap kecamatan diwakili dua sekolah yang jadi juara di olimpiade Sains tingkat kecamatan.

Baca Juga: Uber Cup 2022: Indonesia Sementara Tertinggal 0-1 dari China. Komang Ayu Kalah dari Peringkat Tiga Dunia

"Tetapi fakta itu jadi salah satu indikator yang mempengaruhi dan tentu akan jadi bahan evaluasi bersama, " kata Asep usai acara. 

Maka, kata dia, upaya pemulihan pembelajaran harus secara masif dilakukan oleh para pengelola sekolah agar ada pemerataan kualitas dan prestasi peserta didik bisa tercapai.

Sebab pada dasarnya, melalui kompetisi ini diharapkan terbangun ruang seluas-luasnya bagi siswa untuk mengeksplorasi kemampuan dalam bidang sains dan men­capai puncak po­tensi terbaiknya.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x