Nah mengenang kegiatan itu rupanya yang menginspirasi Taufik Wijaya, salah seorang alumni 89 hingga mengusulkan pelibatan aparat militer serta kendaraan tersebut.
Malah sebelum memasuki ruang acara, komandan dari Brimob sempat memimpin semacam apel dan diisi arahan-arahan yang kemudian dituruti para alumni termasuk Ketua Senat Unsil Prof.Deden Mulyana dan Dekan FEB Dr.Ade Komaludin M.Sc.
Ketua Ikatan Alumni Manajemen 89 Herizon Jasmara Putra tak menampik bahwa usulan adanya pengawalan dengan baraccuda datang dari Taufik yang muncul spontan pada malam hari sebelum acara digelar.
"Kami pikir bagus juga dan tak ada salahnya merasakan pengalaman dikawal kendaraan taktis dan identik dengan operasi anti huru hara itu," ujar Herison.
Selain konvoi dan melepas kangen dengan kawan sekelas setelah 27 tahun meninggalkan kampus itu, kegiatan turut diisi bakti sosial berupa santunan untuk yatim, petugas kebersihan di lingkungan Unsil dan lainnya.
Ia pun berharap melalui kegiatan itu, rasa memiliki terhadap almamaternya, tali silaturahmi dan sinergi antar sesama alumni dan lembaga itu semakin kuat terpelihara.
Hanya setelah terbentuk IKA, ia akan berusaha menguatkan organisasi sembari terus bersinergi dengan IKA FEB maupun IKA Unsil dalam merumuskan berbagai pemikiran atau gagasan dalam mendorong kemajuan Unsil ke depan.
"Bukan mustahil keberadaan IKA ini nanti bisa berkontribusi dalam membantu menyalurkan CSR dari perusahaan dimana mereka bekerja atau milik sendiri untuk membantu mahasiswa kurang mampu dalam bentuk beasiswa. Jadi temu kangen atau reuni ini jadi starting point," ujar dia.