Wow! Budidaya Ikan Nila Black Prima Menguntungkan, Raup Rp 10 Juta Sekali Panen

23 Juli 2021, 19:43 WIB
Seorang pembudidaya ikan nila Endang Juhana sedang menunjukkan nila peliharaannya.* /kabar-priangan.com/Ema Rohima/

KABAR PRIANGAN - Budidaya ikan nila ternyata mampu bertahan di tengah situasi pandemi Covid-19. Ikan yang dipanen masih laku terjual, bahkan semakin banyak dicari konsumen.

Ya, ikan nila ternyata memiliki potensi bisnis yang cukup menggiurkan. Cara budidayanya pun relatif mudah sekalipun dilakukan oleh pemula, dan modalnya tidak terlalu besar.

"Meski di tengah pandemi Covid-19, usaha budidaya ikan nila masih ngetrend. Minat konsumen untuk mengkonsumi ikan masih tinggi," kata pembudidaya ikan nila, Endang Johana (56), Jumat 23 Juli 2021.

Endang yang merupakan warga Cipulus, Desa Bugel, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya salah satu pembudidaya ikan nila yang sukses. Sudah lama dia menggeluti dalam membudidaya ikan nila.

Baca Juga: Teganya.. Teganya! Biduan Dangdut di Tasikmalaya Dianiaya Suami Siri

Saat ini Endang memiliki 5 kolam, dan jenis ikan nila yang dibudidayakannya yakni Black Prima. Sejak pertama memulai berbagai jenis ikan nila dibudidayakan, dari mulai jenis Gift, Gesit, Nirwana dan lainnya. Saat ini Endang membudidaya ikan nila black prima.

Endang terus mengembangkan usahanya, hingga kini jumlah kolamnya bertambah dan menyerap tenaga kerja.

Menurut Endang, usaha budidaya ikan sudah dilakoni oleh orang tuanya dulu, dan kini turun ke dirinya. Sejak ditekuni oleh dirinya, sengaja fokus pada budidaya ikan nila. Alasannya, penjualannya cenderung stabil kisaran antara Rp 25.000 hingga Rp 30.000 perkilo. Bahkan, bisa pada harga Rp 35.000 per kilo seperti saat ini.

Sekalipun di tengah situasi pandemi Covid-19, permintaan ikan nila untuk konsumsi tetap stabil. Namun Endang tidak menampik, jika penjualannya agak menurun karena larangan pemerintah untuk menggelar pesta hajatan.

Baca Juga: Sampah Pasien Isoman Bisa Dititip Ke Faskes Terdekat

"Penjualan masih stabil, namun bedanya saat Pandemi Covid-19 tidak ada pembeli yang sengaja untuk pesta hajatan. Tetapi kalau di pasar atau konsumen tidak berkurang," tuturnya.

Dikatakan Endang, keuntungan budidaya ikan nila karena pasarnya tidak perlu ke luar kota, karena kebutuhan lokal saja masih tinggi dan kekurangan. Kalau hanya panen 5 kuintal, untuk di jual di lokal saja bisa cepat bahkan cenderung kekurangan.

Endang mengakui selama berkecimpung di usaha budidaya ikan nila, tidak pernah sekalipun mengalami kerugian. Kondisi apapun, usaha budidayanya selalu mendapatkan keuntungan yang lumayan.

Karena itu bisnis budidaya ikan nila cukup menjanjikan, dan menjadi kesempatan bagi siapa saja yang hendak usaha. Disaat usaha lain sedang mengalami penurunan karena terdampak situasi Pandemi Covid-19, budidaya ikan nila bisa menjadi usaha alternatif yang menjanjikan. Apalagi permintaan pasar akan produk perikanan terus meningkat.

Baca Juga: Polres Tasikmalaya Sediakan Selter Perlindungan Anak

Ikan nila black prima pertumbuhannya sangat cepat. Hanya membutuhkan waktu 3 hingga 6 bulan sudah bisa dipanen. Perawatannya pun cukup mudah dan kuat terhadap gangguan penyakit, biayanya pun murah, namun hasilnya relatif menguntungkan.

Endang mencontohkan, saat ini bisa memanen ikan nila dari kolam berukuran 506 meter persegi seberat kurang lebih 6 kuintal dari benih yang ditanam sebanyak 40 kg. Dalam waktu sekitar 4 bulan, pakan yang dibutuhkan sebanyak 8 karung dengan ukuran 30 kg per karung.

Harga pakan per karungnya Rp 300.000, dan total biaya pakan sebesar Rp 2.4 juta. Adapun modal benih dari sebanyak 40 kg sebesar Rp. 2,2 juta.

"Total modal keseluruhan sebesar Rp 4,6 juta. Adapun hasil panen dari 6 kuintal dengan harga jual Rp 25.000 per kilo sebesar Rp 15 juta, sehingga mendapatkan keuntungan Rp 10 juta dalam waktu 4 bulan," ungkapnya.***

Editor: Teguh Arifianto

Tags

Terkini

Terpopuler