Pertanian dan Permintaan Domestik Stabil, Dua Faktor Perekonomian Priangan Timur Bertahan pada Masa Pandemi

30 November 2021, 22:07 WIB
Sejumlah pimpinan kota dan kabupaten di Priangan Timur menggelar Deklarasai Kebangkitan Perekonomian Priangan Timur di Hotel Grand Metro Kota Tasikmalaya, Selasa 30 November 2021.* /Kabar-Priangan.com/Asep MS

KABAR PRIANGAN - Forum Ekonomi Priangan Timur (FEPT) menggelar kegiatan bertajuk 'Ngahiji Priangan Timur Unggul (Ngariung)' bertempat di Hotel Grand Metro, Kota Tasikmalaya, Selasa 30 November 2021. 

Hadir saat itu perwakilan pimpinan lima daerah yakni Asda Kota Tasikmalaya Kuswa Wardana, Wakil Bupati Ciamis Yana Diana Putra, Wakil Wali Kota Banjar Nana Suryana, Sekda Kabupaten Tasikmalaya Mohamad Zen, serta Asda Kabupaten Pangandaran.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya Darjana mengatakan, forum tersebut merupakan bentuk nyata, sinergi, dan inovasi pemangku pimpinan kota/kabupaten di Priangan Timur untuk bangkit dan optimistis dalam pemulihan ekonomi di wilayah ini.

Baca Juga: Kota Tasikmalaya Level 2 PPKM, Tak Ada Lagi Pembatasan Ganjil Genap di Jalan HZ Mustofa

Menurut Darjana, pangsa ekonomi lima kabupaten/kota di Priangan Timur itu terhadap perekonomian Jawa Barat sekitar 5%. Namun demikian, ekonomi Priangan Timur mampu bertahan di tengah kondisi penurunan perekonomian akibat pandemi.

"Dengan perkembangan ekonomi yang berangsur pulih, kami memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi Priangan Timur pada Triwulan III tahun 2021 sebesar 3,49%, relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan Jawa Barat," katanya.

Bertahannya ekonomi Priangan Timur saat masa pandemi, lanjut Darjana, ditopang oleh sektor pertanian dan permintaan domestik. Terutama konsumsi rumah tangga dan pengeluaran pemerintah.

Baca Juga: PPKM Turun Menjadi Level-2, Perekonomian di Garut Diharapkan Kembali Pulih

Beberapa indikator kesejahteraan menunjukan perbaikan, gini ratio menunjukkan ketimpangan di Priangan Timur relatif merata. Tingkat pengangguran terbuka Priangan Timur juga relatif rendah.

"Namun, beberapa indikator kesejahteraan lainnya masih belum membaik. Indikator kesejahteraan masyarakat yaitu tingkat kemiskinan di kabupaten/kota Priangan Timur masih cukup tinggi, menyebar pada peringkat menengah ke bawah di Jawa Barat," ucapnya.

Sebaliknya, ujar Darjana, indeks pembangunan manusia (IPM) relatif masih rendah dan berada pada kelompok peringkat bawah kabupaten/kota se-Jawa Barat.

Baca Juga: Jelang Nataru, Kendaraan yang Hendak Masuk Ciamis dan Pangandaran Mulai Diperiksa di Sejumlah Titik

"Masih tingginya kemiskinan dan rendahnya IPM, kami perkirakan sejalan dengan rendahnya investasi di Priangan Timur yang pangsanya 0,02% terhadap Jawa Barat," katanya.

Bahkan, lanjut Darjana, dibandingkan dengan kabupaten/kota se-Jawa Barat, investasi PMDN maupun PMA di Priangan Timur menempati posisi terendah. Sehingga melalui FEPT dilakukan pencanangan deklarasi pemerintah daerah untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi.

Dalam deklarasi tersebut, Bank Indonesia Tasikmalaya bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan semua pemangku pimpinan di kota dan /kabupaten di Priangan Timur bersama-sama menyatakan komitmennya.

Baca Juga: Panik Terjadi Longsor Susulan, Warga Karangtengah Garut Kembali Mengungsi

"Kami berkomitmen mengimplementasikan khususnya Keppres Nomor 87 tentang Investasi di wilayah Jabar Selatan. Komitmen itu diperlukan untuk menyongsong tahun 2022 agar perekonomian segera pulih dan pemulihannya lebih cepat daripada wilayah lain," katanya.

Daerah-daerah di Priangan Timur sendiri, ujar Darjana, merupakan produsen sektor pertanian karena jumlah masyarakat di wilayah Jabar Selatan paling banyak ada di sektor pertanian.

"Bahkan selain sektor pertanian dari agrobisnis, juga ada sektor perikanan maritim dan sektor parawisata. Ditambah dari grand ekonomi seperti energi baru terbarukan yang melibatkan juga sektor-sektor lain," ujar Darjana.

Baca Juga: Kabar Baik, Ruas Tol Cisumdawu Seksi Cileunyi-Cimalaka Dibuka Januari 2022

Strategi ke depan, pemulihan ekonomi Jabar Selatan tentunya adalah sinergi dan kaloborasi dari semua unsur yang terlibat baik dari sisi lembaga maupun dari sisi wilayah.

"Enggak bisa misalnya satu kota atau kabupaten berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus ada kerja sama yang kuat karena ada sama sama diwilayah Priangan Timur atau Jabar Selatan," ujar Darjana.

Darjana juga menambahkan pihaknya memproyeksikan pada tahun 2022 pertumbuhan ekonomi di Priangan Timur ada di atas proyeksi Jawa Barat dan nasional, dengan pertimbangan masih sektor pertanian yang jadi andalan.

Baca Juga: Cara Bertahan Hidup yang Dilakukan Warga Leles Sumedang di Tengah Pandemi

Termasuk, ujar Darjana, selain sektor pertanian, UMKM sebagai salah satu pilar utama perekonomian di Priangan Timur perlu didorong untuk terus mengembangkan usahanya.

"Pengembangan UMKM di lima kabupaten/kota Priangan Timur secara umum diarahkan untuk mendukung ketahanan pangan, digitalisasi, potensi ekspor, dan komoditas unggulan serta program kemandirian ekonomi pesantren," tutur Darjana.

"Dengan upaya bersama dalam mendorong pemulihan ekonomi, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Priangan Timur tahun 2022 antara 4,7%-5,5%, searah dengan perekonomian nasional, meskipun berada dibawah perkiraan Jawa Barat," katanya.*

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler