Tren Bisnis Kuliner Minuman Boba Diyakini Masih Bertahan

- 21 Juni 2021, 16:29 WIB
Dena bersama Anjas menunjukan minuman yang, dipesan konsumen.
Dena bersama Anjas menunjukan minuman yang, dipesan konsumen. /kabar-priangan.com/Irman S/

KABAR PRIANGAN - Demam kuliner minuman boba masih melanda masyarakat di Indonesia. Termasuk di Tasikmalaya.

Buktinya, hingga kini, masih banyak orang rela mengantri demi mencicipi minuman yang viral dalam setahun terakhir ini.

Bagi peminat usaha, fenomena ini karuan diapresiasi sebagai ceruk bisnis. Tak heran, gerai minuman boba baru masih bermunculan menghiasi setiap sudut kota santri ini, mulai dari skala rumahan, kecil hingga besar.

Baca Juga: Alun-alun dan Taman Kota di Wilayah Sumedang Ditutup Sementara!

Dena, ibu muda asal Perum Cikunir Permai, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu pegiat bisnis yang tergerak ikut "berpetualang" dalam bisnis itu setelah kegiatan usaha sebelumnya seperti tata rias, tarik suara, film dan lainnya tersendat karena terdampak pandemi Covid-19.

Tak mau tinggal diam dan larut dalam keterpurukan, dalam sebulan terkahir ia memanfaatkan teras rumahnya jadi kedai minuman boba.

Bersama Anjas adiknya, ia pun merancang segala kebutuhan yang diperlukan hingga berjalan dalam tiga minggu terakhir ini.

Baca Juga: Presiden Jokowi Ulang Tahun Ucapan Selamat Ramai di Twitter

Observasi dia dalam melihat peluang pasar, termasuk membangun jaringan pasar, dalam tahap awal ini menunjukan hasil yang lumayan.

Konsumen yang didominasi penjualan dalam jaringan (daring), sejauh ini diakui dia sudah mendekati ekspektasi.

"Alhamdulillah sih, tingkat penjualan sudah cukup lumayan. Order antara 25 hingga 50 gelas saban hari rata-rata datang, fluktuatif sih. Kebanyakan sih lewat daring, karena kita buka gerai di kawasan perumahan. Jadi pembeli langsung hanya warga sekitar saja dan wilayah terdekat saja," kata Dena.

Baca Juga: Sejumlah Komunitas Kasundaan Ngabako Saamparan di Situs Gandoang Ciamis

Tren bisnis minuman boba ternyata tidak hanya memengaruhi para pelaku bisnis dan konsumen yang menikmati.

Masih ada satu pihak yang merasakan efeknya, yaitu penyedia layanan online food delivery.

Sebetulnya hal ini tidak hanya terjadi pada minuman ini, tapi juga tren-tren kuliner lainnya.

Baca Juga: Warga Masih Abai Prokes, Penyebaran Covid-19 Tinggi

Hal itu, kata pengusaha kelahiran Ciamis itu terjadi karena kecenderungan masyarakat kekinian sekarang yang tak mau ribet untuk memenuhi keinginannya.

Dena pun mengaku terbantu dengan salah satu layanan online food delivery yang jadi mitranya.

Terlebih, mitra kerjanya yang dipilih tergolong militan, dimana mereka langsung respon ketika ada pesanan kendati cuaca kurang bersahabat.

Baca Juga: Akademi Kawan Lokal Digelar untuk Kebangkitan Pariwisata dan Ekraf

Dengn fenomena seperti itu, ia masih sangat optimis bahwa tren ini masih akan mendominasi industri kuliner tanah air pada tahun ini.

"Fenomenanya sangat luar biasa. Hal itu terjadi karena konsumen kuliner ini populer dan menyasar generasi milenial yang lekat dengan media sosial," ujarnya.

Para milenial suka membandingkan minuman kekinian dari satu brand ke brand lain, lalu membagikan “penemuan” mereka ke media sosial.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Sumedang Terus Melonjak, Ini 8 Kebijakan Pemkab

"Alhasil, banyak orang ingin mencobanya sendiri," kata Dena diamini Anjas.

Hal itu menjadikan kuliner ini tetap populer dan digemari kaum milenial.

Untuk mengadaptasi tren milenial seperti itu, beragam varian terus ia kembangkan. Setiap brand, kata Dena dirancang memiliki konsep dan pesan masing-masing untuk disampaikan.

Baca Juga: Kadisdik Ciamis Anjurkan PPDB Secara Online atau Offine dengan Prokes yang Ketat

"Kita juga tengah merancang brand lain menawarkan minuman dengan harga yang murah untuk menjangkau pelajar. Setiap brand minuman ini sudah memiliki target pasar yang spesifik," kata dia.

Sebelum menjadi tren yang populer, boba sudah lebih dulu ramai di Taiwan, negara asalnya. Kabarnya, minuman ini sudah ada di Taiwan sejak lebih dari tiga puluh tahun lalu.

Saat itu, pendiri dari salah satu brand boba melakukan eksperimen dengan membuat bulatan dari tepung tapioka dalam warna hitam dan putih.

Baca Juga: Seorang Dokter di Garut Meninggal Dunia Karena Terpapar Covid- 19

Dari Taiwan, perlahan tren produk ini pun mulai menyebar hingga ke Cina daratan.

Seiring berjalannya waktu, negara-negara lain pun turut mengadaposi tren bisnis minuman ini, termasuk Indonesia.***

Editor: Dede Nurhidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah