Terdampak Covid-19, Koperasi Sehat di Kota Tasik Tinggal 8 Persen. Zabadi: Koperasi Kurang Sehat Akan Dimerger

- 6 September 2021, 05:33 WIB
Deputi Bidang Perkoperasian, Kementerian Koperasi dan UKM, Ahmad Zabadi
Deputi Bidang Perkoperasian, Kementerian Koperasi dan UKM, Ahmad Zabadi /kabar-priangan.com/Asep MS/

KABAR PRIANGAN - Kota Tasikmalaya yang dikenal sebagai kota koperasi karena tempat lahirnya koperasi, memiliki sekitar 625 koperasi. Sayangnya, dari jumlah itu, yang masih aktif hanya tinggal 301 koperasi.

Parahnya lagi, dari 301 koperasi yang masih aktif tersebut, hanya 187 unit yang sudah memiliki sertifikat nomor induk koperasi.

Kondisi ini diperburuk lagi dengan jumlah koperasi yang sehat hanya 8 persen dari jumlah koperasi yang masih aktif. Itu artinya, hanya 24 koperasi yang sehat di Kota Tasikmalaya.

Baca Juga: Kasus Covid- 19 di Garut Terus Turun, Pasien Covid-19 dari 24.522 Tinggal 154 Orang

Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf saat membuka Pelatihan Perkoperasian dan Pelatihan Kopma di Hotel City Kota Tasikmalaya, Minggu, 5 September 2021. (05/9/2021).

Menurut Yusuf, pandemi Covid-19 turut berpengaruh dalam usaha koperasi di Kota Tasikmalaya. Akibat pandemi, perputaran uang di koperasi ikut terdampak.

Hal itu ujar dia, membuat koperasi sulit untuk berkembang." Apalagi, mayoritas koperasi di Kota Tasikmalaya masih bersifat konvensional atau hanya mengandalkan usaha simpan pinjam," ujarnya.

Baca Juga: Masyarakat Takut ‘Dicovidkan’, Jumlah Pasien yang Berobat ke Rumah Sakit Turun 60 Persen

Untuk membangkitkan lagi usaha koperasi di Kota Tasik lanjut Yusuf, pihaknya terus memberikan dukungan salah satunya dengan memberikan pelatihan kepada pengurus koperasi.

"Kita akan terus dukung salahsatunya dengan memberikan pelatihan agar mereka bisa punya inovasi. Apalagi sekarang jaman sudah digital. Jadi koperasi jangan konvensional saja," katanya.

Sementara itu, Deputi Bidang Perkoperasian, Kementerian Koperasi dan UKM, Ahmad Zabadi mengatakan, dalam dunia koperasi terdapat empat klasifikasi, yaitu koperasi sehat, koperasi cukup sehat, koperasi dalam pengawasan, dan koperasi dalam pengawasan khusus.

Baca Juga: Angga Sasongko Nyatakan Sikap, Menarik Film Nussa dari Stasiun TV yang Undang Saiful Jamil

Dari empat klafikasi tersebut Ahmad mengakui, hanya ada 8 persen koperasi yang masuk kategori sehat di Kota Tasikmalaya.

Namun, Ahmad meyakini koperasi yang masuk kategori cukup sehat lebih dari itu.

"Koperasi sehat dan cukup sehat itu memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan. Kita akan dorong mereka untuk menjadi pelaku bisnis yang memiliki daya saing," kata dia.

Baca Juga: Jembatan Cirahong Dilewati Kereta Api Pertama Kali Pada Desember 1893, Ini Cerita Pembuatannya

Ahmad juga mengatakan, salah satu upaya untuk mendorong usaha koperasi adalah dengan melakukan pelatihan dan  pengawasan.

Setelah dilakukan pengawasan, koperasi yang tidak memiliki kelayalakan ekonomi, tapi masih beraktivitas, harus dipertimbangkan untuk dilakukan merger.

"Seperti badan usaha lain yang kini melakukan merger. Bank syariah saja bergabung karena kalau sendiri tidak akan kuat menghadapi bank konvensional. Begitu juga koperasi harus berani seperti itu," kata dia.

Baca Juga: Kerap Lakukan Pencurian, Kondom Ditangkap Polsek Rancakalong Sumedang

Lebih dari itu kata kata dia, upaya merger dilakukan agar akumulasi modal dan sumber daya yang dimiliki koperasi menjadi lebih besar.

Dengan begitu, koperasi memiliki daya saing usaha yang lebih baik."Merger merupakan strategi yang wajar dan normal dalam bisnis apapun," ujar dia.

Ahmad mengakui, pandemi Covid-19 berdampak kepada usaha koperasi. Namun, ia optimistis koperasi dapat kembali bangkit. Sebab, saat ini pertumbuhan ekonomi sudah mulai membaik.

Baca Juga: Ridwan Kamil dan Istri, Jalan-jalan Naik Motor di Kota Garut

"Kita yakin seiring ekonomi yang mulai tumbuh membaik, kondisi koperasi juga akan seperti itu," ujar Ahmad.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah