Waduh! Toko Buku Gunung Agung akan Tutup Semua Outlet Tahun Ini. Apa Sebabnya?

- 24 Mei 2023, 10:29 WIB
Tampak depan toko buku Gunung Agung Kutabumi.
Tampak depan toko buku Gunung Agung Kutabumi. /Tangkapan layar Instagram @gunungagungkutabumi/

KABAR PRIANGAN - PT GA Tiga Belas selaku perusahaan yang membawahi Toko Buku Gunung Agung mengumumkan jika seluruh outlet akan ditutup pada akhir tahun 2023.

Hal ini dirasa mengejutkan, meski beberapa Toko Buku Gunung Agung telah mengalami penutupan sejak tahun 2020.

Sebut saja cabang Surabaya, Magelang, Bogor dan Bekasi, keputusan tersebut merupakan langkah efisiensi pasca pandemi Covid-19, yang membuat Toko Buku Gunung Agung mengalami kerugian operasional.

Namun karena kerugian terus terjadi dan penjualan tak seperti yang diharapkan, maka PT GA Tiga Belas memutuskan untuk menutup seluruh Toko Buku Gunung Agung yang tersisa.

Baca Juga: 5 Platform Tempat Cari Cuan dari Nulis Novel, Ada yang Kasih Uang untuk Pembaca

Redupnya pesona toko buku ini sebenarnya telah dirasakan sejak lama. Sebelum Toko Buku Gunung Agung, ada Books and Beyond yang juga telah lebih dulu tutup.

PT GA Tiga Belas bahkan mengaku telah melakukan efisiensi dan efektivitas usaha sejak tahun 2013, jauh sebelum terjadinya pandemi yang menjadi alasan turunnya penjualan.

Lantas faktor apa yang menjadi penyebabnya?

1. Teknologi dan Hadirnya Buku Elektronik

Seperti yang terjadi pada media cetak lain, buku juga terkena imbas dari efek kemajuan teknologi.

Baca Juga: Apa itu Independent Woman? Berikut Ciri Wanita Mandiri yang Jadi Idaman

Ponsel yang semakin canggih dan terjangkau harganya serta Iinternet yang semakin cepat dan luas jangkauannya, membuat semakin banyak orang bisa menikmati dua jenis produk teknologi ini.

Waktu penggunaannya setiap orang pun meningkat seiring fitur yang semakin lengkap, termasuk kemampuan untuk menampilkan buku dalam tampilan elektronik atau biasa disebut e-book.

Kini pembaca bisa menikmati sebanyak apa pun buku yang ia sukai hanya dari ponselnya, Perpustakaan Nasional bahkan telah beradaptasi dengan membuat aplikasi peminjaman agar setiap orang bisa meminjam dan membaca buku dari ponsel.

Baca Juga: Ini Cara Bawa Obat ke Luar Negeri Saat Traveling, Lalu Apa yang Harus Dilakukan Jika Hilang? Simak di Sini

2. E-Commerce

Kehadiran situs berbelanja online juga menjadi salah satu penyebab beralihnya konsumen dari toko buku.

Harga yang lebih murah karena tak ada biaya sewa dan gaji karyawan, ditambah lagi promo yang diadakan e-commerce hampir setiap bulan, membuat konsumen lebih tertarik membeli buku scara online.

3. Penjualan Langsung oleh Penerbit

Toko Buku Gunung Agung adalah toko yang tak memiliki penerbitan, sehingga buku-buku yang ia jual sepenuhnya bergantung pada pasokan dari penerbit.

Baca Juga: Berangkat Haji Usia 103 Tahun, Mutiroh dari Tasikmalaya Semangat: Emak Kukumpul Jual Ikan, Padi, hingga Sawah

Berbeda dengan Gramedia misalnya, yang juga memiliki lini bisnis dalam penerbitan, sehingga bisa lebih leluasa dalam menentukan stok serta strategi pemasaran produknya.

Karena sekarang penerbit terbiasa menjual sendiri buku terbitannya melalui online tanpa melalui toko buku.

4. Aplikasi Membaca Novel Online

Bagi yang memiliki hobi membaca novel, aplikasi membaca novel online belakangan banyak yang bisa menjadi pilihan.

Selain bisa dinikmati secara gratis, cerita yang ditulis pun dianggap lebih beragam karena langsung diterbitkan penulis tanpa melalui proses editing.

Baca Juga: Sama-sama Diperingati pada 24 Mei, Berikut Fakta Hari Tiara dan Hari Skizofrenia Internasional

Terdapat perbedaan kebijakan memang terkait hal ini, tergantung dari aplikasi yang digunakan oleh penulisnya.

Namun terlepas dari pro kontra yang muncul, terutama terkait kualitas tulisan, kehadiran aplikasi membaca novel ini cukup menyita perhatian para pembaca buku.

5. Sosial Media

Siapa sangka jika kini sosial media, terutama yang berbasis tulisan seperti Twitter dan Facebook, juga bisa menghasilkan cerita menarik yang kemudian dibukukan.

Sosial media, yang bisa dibuka berjam-jam oleh setiap orang, jelas memiliki kelebihan tersendiri bagi tulisan dalam menemukan banyak pembaca.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata Alam di Yogyakarta, Cocok untuk Healing

Dari sekian banyak faktor yang membuat toko buku konvensional kehilangan konsumen, tetap ada faktor ‘suasana’ yang masih dicari saat masuk ke toko buku.

Musik yang tenang mengalun, lautan rak-rak buku, serta pengalaman membaca-baca bagian belakang buku untuk menentukan buku yang dibeli, adalah hal yang masih diharapkan dari toko buku konvensional untuk tetap bisa bertahan dalam setiap perubahan.***

Editor: Dede Nurhidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah