Fakta Gelap Kurma Asal Israel, Alasan Pemboikotan yang Muncul Sejak 2012. Kenali Cirinya Agar Tak Salah Beli!

10 November 2023, 21:21 WIB
Para pekerja mengendarai traktor di perkebunan kurma di dekat pemukiman ilegal Israel "Naama" di Tepi Barat yang diduduki pada 11 September 2019.*/ Reuters / Ronen Zvulun /

KABAR PRIANGAN - Ketika pohon kurma bertemu dengan tanah yang sempurna, cuaca ideal, dan tim petani yang peduli, hanya ada satu hasil luar biasa yaitu kurma Medjool Israel dengan cita rasa premium terbaik.

Dengan rasa manis alami, kekayaan rasa dan tekstur yang lembut, tak heran kurma ini dianggap sebagai "Raja dari semua Kurma". Kalimat tersebut terasa menggugah selera. Namun tahukah Anda sisi gelap dari kurma asal Israel ini?

Dilansir dari arabnews.jp pada awal tahun 2023, terdapat imbauan bagi umat Muslim di seluruh Eropa untuk memeriksa label kemasan dan menghindari membeli kurma Israel untuk memastikan mereka tidak berbuka puasa dengan kurma "rasa apartheid".

Baca Juga: KIM Sumedang ajak Warga tak Beli Rokok Ilegal: Rugikan Negara

Imbauan ini sebetulnya sudah berlangsung lama dan terus menerus digaungkan, mengapa? Ini dia fakta-faktanya:

1. Ditanam di lahan pemukiman ilegal

Menurut data dari Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), pada tahun 2017 Israel memproduksi 136.956 ton kurma dengan nilai ekspor sebesar USD 181,2 juta. Pada tahun 2020 saja, 40 persen kurma Israel Ditanam di permukiman ilegal, tanah curian yang dirampas Israel dari warga Palestina.

Selain itu, produksi kurma Israel bergantung pada sumber daya alam yang dicuri seperti air, yang sering kali dialihkan dari desa-desa Palestina ke perkebunan kurma Israel, membuat warga Palestina berjuang untuk mendapatkan air untuk minum dan irigasi. Di bawah tekanan pendudukan militer, industri kurma asli Palestina mengalami kesulitan untuk bersaing dengan kurma Israel yang membanjiri pasar lokal dan internasional.

2. Eksploitasi pekerja

Pekerjaan di lahan kurma terutama saat memetik kurma adalah pekerjaan melelahkan dan membahayakan. Memetik kurma di Lembah Yordan adalah pekerjaan yang berbahaya. Para pekerja harus menaiki tangga yang tinggi dan bekerja di atas sana selama berjam-jam. Mereka terpapar suhu tinggi, yang berisiko terkena sengatan panas, dan ketika mereka terluka, mereka sering tidak mendapatkan perawatan kesehatan atau kompensasi.

Pekerjaan seperti ini diberikan Israel kepada buruh-buruh Palestina bekerja karena desakan ekonomi. Para pekerja dipaksa bekerja berjam-jam, memenuhi kuota sebelum mereka bisa pulang. Jika mereka tidak memenuhi kuota maka mereka kehilangan pekerjaan.

Baca Juga: Hadiri Undangan Gubernur Jawa Timur dalam Peringatan Hari Pahlawan, Penyanyi Irwan DA2 Mengaku Terhormat

3. Mempekerjakan anak-anak

Para petani Israel juga diketahui mempekerjakan anak-anak Palestina. Anak-anak bekerja selayaknya buruh-buruh Palestina dewasa, bekerja di lahan pertanian yang berat, memiliki kuota pekerjaan yang harus dipenuhi namun dengan upah yang rendah.

Awal mula boikot kurma Israel

American Muslim for Palestine (AMP) memprakarsai pemboikotan secara nasional di US terhadap kurma yang diproduksi di pemukiman Israel. Boikot ini bermula pada Ramadhan 2012.

Organisasi muslim tersebut menyatakan bahwa dalam koalisi dengan cabang-cabang mereka di New York, New Jersey, Detroit, Minnesota, Chicago, dan Sacramento, serta mitra-mitra merekadi Washington, DC, dan Philadelphia. AMP menjawab seruan Palestina tahun 2005 untuk memboikot, divestasi, dan memberi sanksi dengan mendesak para pemilik toko kelontong untuk menyingkirkan kurma-kurma Israel dari rak-rak mereka.

Sejak saat itu, puluhan ribu kartu pos dan brosur telah didistribusikan ke toko-toko, masjid, dan komunitas di seluruh Amerika. Konsumen pun merespon seruan tersebut dan boikot itu berhasil.

Baca Juga: Setwan DPRD Garut akan Laporkan Pelaku Perusakan saat Aksi Mahasiswa ke Polisi

Menurut data Economic Research Service yang disediakan oleh Departemen Pertanian AS, ekspor kurma Israel ke AS telah menurun secara signifikan sejak tahun 2015. Sementara 10,7 juta kilogram (23,6 juta pon) kurma Israel memasuki pasar AS pada tahun 2015-2016, hanya 3,1 juta kilogram (tujuh juta pon) yang masuk ke pasar AS pada tahun 2017-2018. Boikot ini berhasil dan berdampak buruk pada industri kurma Israel.

Boikot kurma Israel ini pun meluas tidak hanya di Amerika melainkan juga sampai negara lain seperti Kanada, Australia dan Inggris.

Mewaspadai nama-nama merek kurma Israel dan ciri-cirinya

Dalam laman websitenya AMP menulis tiga belas merek kurma dan peritel asal Israel: Hadiklaim, Mehadrin, Delilah, Carmel Agrexco, Anna and Sara, Shah Co, Sincerely Nuts, Urban Platter, Star Dates, King Solomon, Food to Live, dan Navafresh. Namun merk-merk ini adalah merk yang terdapat di Amerika saja, belum termasuk yang ada di negara lain.

Baca Juga: Rawan Bencana, Polisi dan BKSDA Sosialisasikan Larangan Penambangan Ilegal di Garut

Cara lain yang mereka tempuh untuk memasarkan adalah dengan memasok ke supermarket yang memiliki ijin mengemas dengan nama supermarket tersebut, seperti Marks & Spencer, Sainsbury's, Tesco, Asda, Morrisons dan Waitrose.

Namun tidak cukup sampai sana saja, membaca merek saja tidak cukup karena para perusahaan kurma Israel seringkali menutupinya. Merek Hadiklaim mengakui bahwa sejak tahun 2012 mereka telah mengirimkan kurma dari Lembah Yordan dengan label 'Hasil Bumi Palestina' atau ‘Palestina - Yerikho’. Kadang pada kemasan dinyatakan ‘Diproduksi di Tepi Barat’ atau ‘Ditanam oleh Petani Palestina’, padahal ini mengacu pada tanah curian dan pekerja buruh Palestina yang dipekerjakan secara tidak layak di tanah curian.

Seorang manajer ekspor pertanian Israel yang diwawancarai oleh Al-Jazeera pada bulan Agustus 2012, menjelaskan alasan palet kotak kurma di gudang pengemasannya diberi label‘Palestina - Yerikho’.

Baca Juga: Aksi Aliansi BEM Garut di DPRD Garut Ricuh, Mahasiswa Bentrok dengan Petugas

Ia mengatakan "Terkadang Inggris keberatan (membeli dari kami). Kami hanya menghindari penulisan 'Israel' pada kotak-kotak tersebut, kami sering mencetak kotak khusus atas permintaan klien. Terkadang mereka meminta kami untuk mengganti nama negara asal pada kotak-kotak tersebut".

Dengan banyaknya cara para petani Israel menutupi asal produk mereka, tidak heran Koalisi Muslim BDS Kanada menambahkan seruan boikot kurma Israel termasuk pada kategori “Setiap kurma Medjoul yang negara asalnya tidak ditandai dengan jelas”.***

 

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler