Kapan Rumah Sakit Indonesia di Gaza Dibuka Lagi? Belum Ada Kejelasan Setelah Hancur Akibat Serangan Israel

- 26 November 2023, 15:09 WIB
Rumah sakit di Indonesia hancur, fasilitas rusak parah dengan pasien terjebak di dalamnya
Rumah sakit di Indonesia hancur, fasilitas rusak parah dengan pasien terjebak di dalamnya /Reuters/

KABAR PRIANGAN - Rumah Sakit Indonesia, salah satu fasilitas kesehatan terbesar di Gaza Utara, mengalami kerusakan parah akibat serangan Israel dan melihat kerusakan yang parah, tidak diketahui kapan rumah sakit tersebut akan dibuka kembali.

Dilansir dari Al Jazeera, tank-tank dan penembak jitu Israel telah mengepung rumah sakit di Beit Lahia selama berhari-hari, sebelum menargetkan generator utamanya dan menyerbunya pada dini hari Jumat, 24 November 2023 beberapa jam sebelum gencatan senjata selama empat hari antara Israel dan Hamas resmi dimulai.

Pada hari yang sama, Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa rumah sakit tersebut mengalami pengeboman berat oleh tentara Israel dan dikhawatirkan akan membahayakan nyawa 200 orang yang terluka dan staf medis. Ia menambahkan bahwa tembakan Israel pada dini hari itu menewaskan seorang wanita yang terluka dan melukai setidaknya tiga orang lainnya.

Baca Juga: Hari ke-49 Israel-Hamas Palestina: Rangkuman Peristiwa Penting Tanggal 24 November 2023

Saat ini rumah sakit tersebut kewalahan menangani sejumlah besar orang yang terluka di tengah-tengah kekurangan pasokan medis yang parah. "Koridor-koridor telah menjadi bangsal dan para dokter bedah beroperasi di lantai," kata reporter Al Jazeera, Osama Bin Javaid.

"Di luar gedung rumah sakit, bau busuk kematian memaksa orang untuk menutup hidung mereka, karena mayat-mayat yang hangus dan membusuk, termasuk anak-anak, menumpuk di sudut-sudut. Tidak ada penguburan yang dilakukan selama berhari-hari karena penembak jitu Israel menargetkan siapapun yang memberanikan diri untuk menggali kuburan," tambahnya.

Melaporkan dari rumah sakit setelah penyerbuan, Anas al-Sharif, salah satu dari sedikit wartawan yang masih tersisa di Gaza utara, mengatakan, "Pasukan penjajah Israel telah merusak dan menghancurkan sebagian besar rumah sakit. Ada kehancuran besar di sini. Bahkan peralatan dan persediaan telah dihancurkan oleh pasukan penjajah."

Baca Juga: Tentara Israel Tangkap Direktur RS Al-Shifa dan Sejumlah Dokter di Gaza Palestina Saat Konvoi Bersama WHO

Kengerian bukan hanya pada penyerbuan Israel, namun juga interogasi tentara Israel terhadap staf rumah sakit, seorang perawat mengatakan kepada Al Jazeera, "Ketika mereka menyerbu rumah sakit, kami mengatakan kepada mereka bahwa kami adalah perawat, warga sipil, dan bahwa kami memiliki anak-anak dan orang sakit di sini."

"Mereka menginterogasi saya dan tiga perawat lainnya. Mereka bertanya kepada saya tentang perlawanan dan apakah ada pejuang di sini. Mereka bertanya tentang pintu masuk dan keluar rumah sakit. Kami semua panik. Kami sangat takut," tambah perawat tersebut.

Perawat lain menceritakan bagaimana kondisi rumah sakit saat pasukan Israel menembak lantai empat rumah sakit itu dengan sebuah rudal yang memutus aliran listrik dan tenaga surya.

Baca Juga: Catatan Kelam Bank Kulit Israel, Tanpa Persetujuan Donor Hingga Pencurian Organ dari Jenazah Warga Palestina

"Kami memiliki 25 orang dengan patah tulang panggul yang tidak dapat digerakkan. Mereka meledakkan pintu masuk ini, mereka menembaki para pasien di dalamnya. Mereka menggeledah kami satu per satu dan memindai wajah semua orang. Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya adalah seorang perawat," kata seorang perawat laki-laki dari unit gawat darurat kepada Al Jazeera.

"Mereka membawa saya ke sudut ini dan memukuli saya, dan menanyakan banyak pertanyaan tentang rumah sakit, tawanan dan sandera Israel, apakah saya tahu sesuatu tentang mereka. Setiap pertanyaan disertai dengan tamparan.” lanjutnya

"Setelah mereka pergi, kami bisa saja pergi, tetapi saya berjanji tidak akan pernah meninggalkan pasien saya sendirian dan saya akan menjadi orang terakhir yang meninggalkan rumah sakit ini," kata perawat itu.

Ratusan pengungsi sebelumnya telah mencari suaka di Rumah Sakit Indonesia yang letaknya tak jauh dari kamp pengungsi Jabalia. Tapi dengan tidak berfungsinya fasilitas tersebut selama berminggu-minggu akibat kerusakan yang parah, masih belum jelas apakah rumah sakit tersebut akan dibuka kembali.***

Editor: Yuni Kartika


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah