Kasus Covid-19 Klaster Pesantren Muncul Lagi di Kota Tasikmalaya, Tiga Santri Dinyatakan Positif

10 Februari 2021, 16:18 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasik dr. Uus Supangat /Asep MS/

KABAR PRIANGAN - Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya kembali mengonfirmasi kemunculan klaster penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren.

Sebanyak tiga orang santri salah satu pesantren di Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.

"Kita ada klaster baru. Klaster keagamaan (pesantren)," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, Rabu (10/2/2021).

Ia menjelaskan, saat ini pihaknya sudah melakukan uji usap (swab test) PCR yang sudah dilakukan kepada para santri dan pengajar yang menjadi kontak erat. Namun, hasilnya swab test itu masih belum diketahui.

Baca Juga: MAN 3 Tasikmalaya Resmi Laporkan Oknum Mengaku Wartawan ke Polisi

Uus menambahkan, saat ini diberlakukan karantina mikro di lingkungan pesantren itu sehingga tidak boleh ada kegiatan keluar masuk lingkungan pesantren.

Sementara Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra mengatakan, berdasarkan hasil penelusuran awal, terdapat tiga santri yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Ia menjelaskan, awalnya terdapat santri yang mengalami gejala hilang indra penciuman. Kemudian dilakukan tes swab antigen kepada santri bersangkutan.

Hasil tes swab antigen itu, santri tersebut dinyatakan positif. Kemudian dilakukan uji swab PCR kepada santri tersebut dan 15 santri lainnya yang kontak erat. Hasilnya, terdapat tiga orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.

"Tiga orang, semuanya santri, terkonfirmasi PCR positif," kata Asep.

Baca Juga: Pemkot Tasikmalaya Akan Gunakan Dana Kelurahan Pada Pemberlakuan PPKM Mikro

Ia mengatakan, tiga santri itu kini menjalani isolasi di lingkungan pesantren dengan pengawasan petugas medis dimana ketiga santri itu memiliki gejala ringan berupa kehilangan indra penciuman.

Tempat isolasi tiga santri itu juga telah dipisahkan dengan santri lainnya.

Menurut Asep, pihaknya sudah menindaklanjuti kasus itu dengan mengambil sampel swab dari seluruh penghuni pesantren tersebut.

Sedikitnya, tes swab sudah dilakukan kepada 1.000 orang penghuni pesantren.

"Karena kita pikir belum ada kegiatan, tapi mereka sudah berinteraksi sejak beberapa hari lalu. Angka awalnya 700 orang.

Baca Juga: Istri Pemilik Apotek Sumber Sehat Meninggal Dunia, Apa Penyebabnya?

Namun ketika di lapangan melebar, karena ada guru, petugas, dan lainnya, jadi kita periksa juga semua," kata dia.

Asep mengatakan, sampel swab itu sudah dikirim langsung ke Bandung untuk diuji laboratorium. Paling cepat, hasil tes swab itu akan diketahui dalam tujuh hari ke depan.

"Kalau banyak seperti ini bisa 14 hari keluarnya," kata dia.

Ia mengatakan, saat ini dilakukan karantina mikro di lingkungan pesantren tersebut. Tidam boleh ada aktivitas keluar masuk lingkungan pesantren. Para santri juga tidak diperkenankan kembali ke rumahnya, kecuali jika sudah dipastikan negatif baru boleh dijemput oleh keluarga.

Baca Juga: Dukung Program E-Tilang, Dishub Kota Tasik Pasang 41 CCTV

Sementara para santri seluruhnya menjalani isolasi di pesantren. Antara santri yang positif dan negatif telah dipisahkan ruangannya.

Kegiatan santri untuk sementara dihentikan, dan kegiatan shalat, belajar, dan makan, hanya dilakukan di masing-masing kobong santri.

"Alhamdulillah pihak yayasan sudah koepratif. Tidak mengizinkan ada aktivitas keluar," ujar dia.

Asep juga menjelaskan, pihaknya belum bisa memastikan sumber awal penularan di pesantren itu. Saat ini, pihaknya masih menelusuri awal penyebab penularan itu.

"Perkiraan awal masih penyelidikan," ujar dia.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya hingga Rabu, (10/2/2021) total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di daerah itu berjumlah 3.438 orang.

Sebanyak 2.794 orang telah dinyatakan sembuh, 577 orang masih menjalani isolasi, dan 67 orang meninggal dunia.***

Editor: Teguh Arifianto

Tags

Terkini

Terpopuler