Pembangunan Pasar Leles Mangkrak, Pedagang Marah. Wawan: Jika Pemerintah Tak Sanggup, Serahkan ke Kami

28 Maret 2021, 21:53 WIB
Kondisi bangunan Pasar Leles yang mangkrak akibat pengerjaan proyeknya bermasalah karena adanya dugaan korupsi yang kini perjaranya sedang ditangani Kejati Jabar. Kondisi ini disesalkan para pedagang.* /Kabar-Priangan.com/Aep Hendy S/

KABAR PRIANGAN - Mangkraknya pembangunan Pasar Leles, Kabupaten Garut telah menimbulkan kemarahan para pedagang.

Mereka menyesalkan pelaksanaan proyek revitalisasi pasar yang kini menjadi masalah karena adanya dugaan korupsi yang melibatkan oknum pejabat dan juga pengusaha.

Para pedagang Pasar Leles yang kini terpaksa harus berjualan di pasar darurat meminta jika Pemkab Garut sudah tak sanggup melanjutkan pembangunannya, maka sebaiknya diserahkan ke para pedagang.

Baca Juga: Bom Meledak di Depan Gereja Katedral Makasar, Diduga Aksi Bom Bunuh Diri

Mereka mengaku kesal karena mangkraknya pembangunan pasar telah menyebabkan mereka dilanda kerugian bahkan tak sedikit pula yang sudah gulung tikar.

"Bupati janjinya revitalisasi akan selesai hanya dalam jangka waktu satu tahun. Namun nyatanya sampai saat ini sudah berjalan tiga tahun tapi juga masih belum beres-beres," kata Wawan Sofwan (72), salah seorang pedagang Pasar Leles.

Masih belum beresnya juga pembangunan Pasar Leles ini menurut Wawan tentu sangat merugikan para pedagang. Selama berjualan di pasar darurat yang dibuat di lahan Alun-alun Leles, tuturnya, pedagang bukan hanya merasa tak nyaman.

Baca Juga: FKUB Jabar Kutuk Keras Aksi Bom Makasar, Polres Sumedang Perketat Pengamanan

Lebih dari itu, para pedagang bahkan selalu mengalami kerugian karena berbagai hal, bahkan tak sedikit pula yang sampai benar-benar gulung tikar.

Wawan menegaskan, jika Pemkab Garut sudah tak sanggup untuk menyelesaikan pembangunan Pasar Leles, sebaiknya langsung saja diserahkan kepada masyarakat pasar.

Pedagang merasa lebih baik menyelesaikan pembangunannya meski dengan cara yang sangat sederhana ketimbang harus terus-terusan menunggu tanpa adanya kepastian dari pemerintah.

Baca Juga: Hasil Panen Mencapai Rp15 Juta, Beternak Belut Bisa Jadi Usaha Alternatif Para Pensiunan

Menurutnya, pedagang tak peduli walaupun saat ini pembangunan pasar belum selesai, mereka meminta Pemkab Garut untuk menyerahkannya saja kepada pedagang agar mereka bisa segera pindah.

Terkait kondisi bangunan yang masih belum selesai, pedagang lebih baik mengurusnya sendiri terserah apakah mau menutupnya pakai plastik atau daun pisang sekalipun.

"Kami tentunya berharap agar pembangunannya diselesaikan secepatnya dan jika pemerintah sudah tidak sanggup, langsung saja serahkan kepada masyarakat pasar," katanya.

Baca Juga: Polling Pilkada Kota Banjar Menuai Pro Kontra, Pemerhati Politik Minta Polling Dihentikan Dulu

Dikatakannya, saat ini kios di pasar darurat sudah banyak yang kosong karena banyak pedagang yang memilih berhenti berjualan. Para pedagang lebih sering mengalami kerugian sehingga banyak yang sudah tak sanggup terus bertahan.  

Ungkapan senada dilontarkan pedagang lainnya, Rahmat Hidayat (32). Bagkan Rahmat merasakan kini nasib para pedagang sangat terpuruk karena terus-terusan harus berjualan di pasar darurat.

Yang namanya pasar darurat, tutur Rahmat, tentu kondisnya jauh dari baik sehingga sangat membuat pedagang maupun pembeli tak nyaman. Kondisi kios yang dibangun seadanya contohnya, membuat tikus sangat mudah untuk masuk dan mengganggu dagangan.

Baca Juga: Profesi Barista Kian Menjanjikan, Penghasilannya Bisa Mencapai Rp26 Juta Per Bulan

"Saya kan berjualan makanan ringan. Setiap hari, barang dagangan saya ada saja yang dimakan dan diubrak abrik tikus sehingga ini tentu saja sangat merugikan dan saya ingin cepat-sepat kembali ke pasar yang sebenarnya," ujar Rahmat. 

Rahmat meminta pemerintah untuk tidak semakin membuat sulit para pedagang yang selama masa pandemi Covid-19 ini telah terkena dampak yang sangat besar.

Ia pun mengaku tak heran jika saat ini telah banyak rekan-rekan pedagang yang lebih memilih berhenti berjualan karena mereka sudah tak sanggup lagi jika terus-terusan harus mengalami kerugian.

Baca Juga: Evie Tamala Ungguli Petahana, Dalam Survei Pilkada Kota Tasikmalaya

Menanggapi adanya tiga orang yang kini telah ditetapkan dan ditahan pihak kejati Jabar dalam kasus dugaan korupsi revitalisasi Pasar leles, baik Wawan maupun Rahmat meminta agar ketiganya mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.

Jika ketiganya terbukti telah menyelewengkan uang untuk pembangunan pasar tersebut, maka ketiganya harus tak boleh mendapatkan ampunan dan harus mendapatkan hukuman berat.

Perbuatan ketiga orang tersangka itu dinilai mereka telah benar-benar melukai hati para pedagang yang selama ini jerih payah bertahan di pasar darurat karena pasar tempat mereka berjualan sebelumnya tak juga selesai pembangunannya.

Baca Juga: Diduga, Ada Oknum Anggota Dewan Dibalik Kasus Bansos

Hal itu sudah berlangsung selam tiga tahun padahal sebelumnya Bupati Garut berjanji jika pembangunan pasar akan selesai hanya dalam kurun waktu delapan bulan hingga satu tahun.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan ESDM Kabupaten Garut, Nia Gania mengatakan dirinya tidak ingin mengomentari secara teknis apa yang dilakukan salah seorang oknum pejabat yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi revitalisasi Pasar Leles.

Ia hanya ingin memastikan jika pembangunan tahap ketiga Pasar Leles akan tetap dilaksanakan meski saat ini kejati sedang menangani dugaan korupsi dalam proyek tersebut.

Baca Juga: Istri Bupati Jeje Tak Akan Nyalon pada Pilkada Serentak 2024

"Saya hanya akan menjelaskan jika pembangunan tahap ketiga akan diteruskan akan tetapi tentunya saya harius lebih hati-hati," kata Gania.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler