Duel Berdarah di Tasikmalaya, Ini Fakta-fakta tentang Kedua Pelaku

31 Maret 2021, 08:16 WIB
TIM Inafis Polsek Kadipaten sedang melakukan olah Tempat Kejadian Perkara di lokasi duel berdarah antara dua pria yang masih bersaudara di pinggir jalan Desa Pamoyanan, Kec. Kadipaten Kab. Tasikmalaya, Selasa 30 Maret 2021.* /Kabar-Priangan.com/Ema Rohima/

 

KABAR PRIANGAN - Duel berdarah yang melibatkan dua pria bersaudara di daerah Pamoyanan, Kec. Kadipaten Kab. Tasikmalaya sangat menghebohkan warga Tasikmalaya dan sekitarnya.

Bahkan tak sedikit warga, jauh-jauh datang ke lokasi kejadian hanya untuk melihat TKP dimana ke dua pria itu berkelahi sambil bertanya-tanya tentang kejadian tersebut ke pada warga setempat.

Mereka bahkan ada yang datang dari Kota Tasikmalaya yang jaraknya sekitar 30 km. Ada juga yang datang dari Malangbong, Garut yang jaraknya sekitar 16 km dari lokasi kejadian.

Baca Juga: Tiga Orang Dipanggil KPK Terkait Dugaan Suap Proyek di Dinas PUPR Kota Banjar

Kedatangan mereka ke lokasi kejadian, hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu atas kejadian duel berdarah yang nyaris menewaskan kedua pelaku perkelahian tersebut.

Berikut fakta-fakta mengenai kejadian duel berdarah tersebut.

  1. Kedua pelaku masih ada ikatan saudara

Menurut warga, ke dua pelaku tersebut, Dadan Suhendar dan Dani alias Ompong masih ada ikatan saudara. Kendati masih ada ikatan saudara, ternyata keduanya sejak kecil bermusuhan. Bahkan perkelahian antara keduanya sudah tak terbilang. Setiap kali bertemu, mereka selalu cekcok dan berujung dengan perkelahian.

Baca Juga: Empat Balita di Kota Banjar Terpapar Covid, Satgas: Dalam Sehari Terjadi Penambahan 32 Kasus Positif Covid-19

Kepala Desa Pagersari, Hendi Rustendi mengatakan perkalian antara dua orang itu sudah sangat sering dan sama-sama menyimpan dendam. Keduanya musuh bebuyutan sejak kecil hingga sekarang.

“Mudah-mudahan kejadian kali ini menjadi yang terakhir, dan tidak ada kejadian lagi yang saling melukai,” harapnya.

  1. Kedua pelaku sudah janjian

Sebelum aksi duel berdarah tersebut, kedua pelaku yaitu Dadan dan Dani alias Ompong sudah janjian untuk bertarung. Hal itu dibuktikan dengan senjata tajam jenis golok yang dibawa oleh masing-masing pelaku.

Baca Juga: Dugaan teror, Sebuah Saung di Pesantren Daarul Falaah Ciamis Dibakar dan Mobil Dsiram Air Keras

"Kemungkinan sudah janjian untuk melakukan duel. Karena ada informasi, sebelumnya Dadan yang mencari Dani," tutur Kepala Desa Pagersari, Hendi Rustendi.

Selain itu, mereka pun sama-sama membawa kawannya masing-masing, sehingga dugaan kuat memang keduanya sudah janjian dulu untuk melakukan perkelahian satu lawan satu.

  1. Bukan dipisah, malah divideo

Ironisnya, kejadian duel berdarah tersebut bukannya dipisah. Warga hanya melihat dari jauh karena takut, mengingat suasana saat itu cukup mencekam. Sementara yang lainnya, hanya menonton aksi berdarah tersebut.

Baca Juga: Walau Terganjal Kasus Korupsi, Revitalisasi Pasar Leles Dilanjut. Pemkab Garut Siapkan Rp 7,6 Miliar

Bahkan duel maut tersebut malam direkam melalui kamera hape. Itu terbukti dengan menyebarnya rekaman video aksi perkelahian tersebut di kalangan warga.

  1. Tak jelas penyebabnya

Aksi perkelahian tersebut pun tak jelas alasannya. Menurut Kepala Desa Pagersari, Hendi Rustendi, kedua pria itu sejak kecil memang merupakan musuh bebuyutan.

Setiap bertemu, pasti berkelahi. Dan anehnya, perkelahian itu tanpa penyebab yang jelas. “Penyebabnya selalu dengan permasalahan yang tidak jelas,” kata Pak Kades.

  1. Awalnya satu kampung

Ke dua pelaku, Dadan Suhendar dan Dani, sejak kecil berasal dari kampung yang sama, di Desa Pagersari. Bahkan keduanya tinggal bertetanggaan serta bersekolah di SD yang sama dan seangkatan.

Baca Juga: Anggota DPRD Kota Banjar Terpapar Covid-19, Padahal Sudah Divaksin Lengkap

Namun sejak kecil, mereka sudah bermusuhan dan kerap berkelahi. Di usia SMP, salah satunya, yaitu Dadan pindah ke Desa Sukapada, tempat asal ibunya. Kendati demikian, permusuhan antara keduanya masih terus dipelihara.

Bahkan ketika keduanya sudah menikah pun, lalu Dadan pindah ke Desa Pamoyanan, namun dendam antara keduanya masih berlanjut. Dari kecil hingga mereka dewasa, perkelahian antara keduanya selalu terjadi. Dan selalu tanpa alasan yang jelas.

Kejadian perkelahian antara mereka terjadi beberapa bulan lalu, namun saat itu mereka berkelahi dengan tangan kosong.

Baca Juga: Polling Pilkada Kota Banjar Menuai Pro Kontra, Pemerhati Politik Minta Polling Dihentikan Dulu

  1. Polisi kumpulkan kepala desa dan tokoh masyarakat

Guna menghindari bentrokan lebih parah lagi, polisi kemudian mengumpulkan tiga kepala desa dan tokoh masyarakat yaitu  Kades Pagersari dan Desa Sukapada, Kecamatan Pagerageung, serta Desa Pamoyanan, Kecamatan Kadipaten.

Dalam kesempatan tersebut disepakati untuk menciptakan kondisi, yang bertujuan aksi duel berdarah jangan sampai melebar menjadi aksi antar warga.

Baca Juga: Budidaya Ikan Nila, Sekali Panen Untung Rp8 Juta

Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan itu, Dua Polsek yakni Polsek Pagerageung dan Polsek Kadipaten akan membuat posko pantai guna mengantisipasi aksi massa susulan.

"Nantinya, posko akan ditempati anggota polisi dan perwakilan warga. Kami juga sudah melakukan musyawarah dengan kepala desa dan perwakilan warga guna Cipta Kondisi," kata Kapolsek Kadipaten, AKP. Gunarto usai menggelar rapat cipta kondisi, Selasa 30 Maret 2021.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler