Alun-alun dan Mesjid Agung Sumedang Ternyata Tempat Favorit "Ngabuburit" Bupati Dony Semasa Kecil

13 April 2021, 14:06 WIB
Alun-alun Sumedang. /kabar-priangan.com/Taufik R/

 

KABAR PRIANGAN - Bulan Ramadan telah tiba. Ada banyak hal yang biasa dilakukan umat muslim selama menjalani ibadah puasa.

Selain melaksanakan aktivitas yang disunnahkan Rasulullah, seperti salat tarawih, tadarus, i'tiqaf di mesjid, dan amalan lainnya, ada banyak kebiasaan yang kerap dilakukan umat muslim selama bulan Ramadan.

Diantara kebiasaan itu, salah satunya tradisi "ngabuburit" atau aktivitas yang dilakukan umat muslim saat menunggu datangnya waktu berbuka puasa.

Baca Juga: Terminal Indihiang Tasikmalaya Mulai Berlakukan Tes GeNose kepada Penumpang

Karena tradisi ngabuburit ini sudah menjadi hal yang biasa dilakukan selama Ramadan, kadang momen tersebut bisa menjadi sebuah kenangan yang tak terlupakan, apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang yang memaksa kita untuk tetap menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

Berbicara soal kenangan tradisi ngabuburit, Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir, sampai sekarang ternyata masih mengingat masa-masa indah, sewaktu dirinya melakukan aktivitas ngabuburit bersama teman-teman kecilnya dulu.

"Kita semua pasti memiliki kenangan yang tak terlupakan pada saat ngabuburit bersama teman-teman di masa kecil. Dulu itu, setiap bulan puasa, saya bersama teman pasti selalu ngabuburit," kata Bupati Dony, seraya mengingat masa kecilnya.

Baca Juga: Perpanjang SIM Secara Online, Berikut Langkah-langkah yang Harus Diikuti

Di awal pembicaraannya, orang nomor 1 di Sumedang kelahiran 5 Desember 1973 itu, secara perlahan mengingat kembali masa kecil dirinya ketika masih menjalani tradisi ngabuburit bersama temen-teman SD dan SMP-nya.

Sejak kecil, suami dari Ny. Susi Gantini ini, tinggal di lingkungan Kaum, sebuah pemukiman penduduk yang terletak di belakang Masjid Agung Sumedang, wilayah Kelurahan Regol Wetan, Kec. Sumedang Selatan.

Karena kesehariannya hidup di lingkungan pesantren di Lingkungan Kaum, Bupati Sumedang periode 2018-2023 ini, masa kecilnya selalu menghabiskan waktu bermain di sekitar Alun-alun dan Mesjid Agung Sumedang.

Baca Juga: Pemkot Tasikmalaya Tertibkan Reklame Tidak Berizin

Begitupun pada saat bulan Ramadan, dia bersama teman-teman kecilnya pasti selalu ngabuburit di sekitaran Alun-alun dan Mesjid Agung Sumedang.

"Karena saya tinggal di lingkungan kaum, jadi tempat ngabuburit yang paling favorit itu di Alun-alun Sumedang, atau di halaman Masjid Agung Sumedang," tutur pria lulusan Doktor Ilmu Akuntansi di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung tahun 2020 lalu.

Waktu masih sekolah SD sampai usia sekolah setara SMP, dia bersama teman-temannya selalu menunggu waktu berbuka puasa sambil ngabuburit di kawasan Alun-alun Sumedang dan halaman Masjid Agung.

Baca Juga: Tarawih Pertama di Masjid Agung Tasikmalaya, Terapkan Protokol Kesehatan yang Ketat

Hal itu, selalu iya lakukan setiap setiap sore usai mereka mengikuti Program Pesantren Kilat yang dilaksanakan DKM Masjid Agung Sumedang.

"Program Pesantren Kilat ini bukan dilaksanakan sekarang saja, tapi sudah dari dulu. Saya bersama saudara-saudara saya dan juga teman-teman, dulu selalu mengikutinya," ucap politisi PPP yang pernah menduduki kursi DPR RI sampai tahun 2018 itu.

Kegiatan pesantren kilat di bulan Ramadan ini, biasanya dimulai pagi hari, sampai selesai salat duhur atau menjelang salat ashar.

Baca Juga: Akibat Klaster Keluarga Masih Tinggi, Tempat Isolasi Mandiri Dipusatkan di Desa

Setelah usai mengikuti pesantren kilat, sambung Dony, dia kadang tidak pulang dulu ke rumah, karena setelah selesai salat ashar berjamaah, dia suka langsung main bersama temannya di Alun-alun Sumedang.

Masa-masa kecilnya itu, sampai sekarang masih melekat di dalam ingatannya, kadang dia sering tersenyum sendiri saat mengingat kenangan masa kecilnya itu.

"Sampai sekarang saya masih ingat, dulu kalau pas bubar pesantren, kami semua suka langsung berlari kejar-kejaran. Jadi pulang pesantren itu tidak langsung ke rumah, tapi langsung ngabuburit bersama teman di Alun-alun," katanya.

Baca Juga: Gegara Hape, Warga di Garut Terperangkap Dalam Sumur

Ada banyak hal yang mereka lakukan kala itu, yang pasti mereka melakukan permainan anak-anak jaman dulu, tidak bermain gadget atau permainan game online seperti sekarang.

Diantara permainan yang dilakukan bersama temannya, yang dianggap paling seru oleh Dony kecil, adalah bermain sepak bola di halaman Masjid Agung.

Soalnya, walaupun capek, lanjut Dony, bermain sepak bola itu kadang bisa membuat dirinya lupa waktu.

Baca Juga: Gerah Terpojokan, Giliran Penambang Berizin Datangi Gedung Dewan

"Saya paling suka sepak bola, biasanya maennya itu di samping Masjid Agung atau di depan Kantor Kementerian Agama yang dulu. Sambil menunggu berbuka puasa, saya bersama teman suka maen bola, tapi pakai 'gul leutik' (gawang kecil). Jadi tak terasa waktu, apalagi kita kan maennya sambil senda gurau, tahu-tahu sudah azan magrib," katanya.

Apabila azan magrib sudah tiba, Dony bersama teman-teman kecilnya itu pasti akan kembali berlari untuk memburu takjil yang disediakan DKM Mesjid Agung Sumedang.***

 

Editor: Dede Nurhidayat

Tags

Terkini

Terpopuler