Siswi Pemeran Video Open BO Alami Guncangan Psikis

1 Juni 2021, 18:45 WIB
Ilustrasi /kabar-priangan.com/Teguh Arifianto/

KABAR PRIANGAN - Kasus video bugil seorang remaja perempuan berdurasi 6 detik sambil menawarkan diri Open BO (Boking Only) seharga Rp 200 ribu, hingga kini terus didalami pihak Satreskrim Polres Tasikmalaya maupun Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya.

Saat ini, polisi bahkan telah mengamankan pasangan sejoli pelaku pemeran pada video tersebut. Pemeran laki-laki yang sempat terlihat tiduran di badan sang gadis kini diperiksa guna pendalaman di Polres Tasikmalaya.

Sementara pelaku perempuan, kini dititipkan di rumah aman KPAID Kabupaten Tasikmalaya guna pemulihan psikisnya.

Baca Juga: Kasus Dugaan Korupsi Fingerprint, Kejari Tangkap Mantan Sekdis Pendidikan Kabupaten Ciamis dan Rekanan

Sebab diketahui, pascaviralnya video tersebut, pemeran perempuan yang masih berstatus pelajar SMP di Tasikmalaya kini mengalami guncangan secara psikologis. Oleh karena itulah ia terus didampingi agar kondisi mental dan psikisnya kembali bangkit.

"Jadi kita berikan pendampingan dan menggali motif dari kejadian ini. Kondisinya saat ini memang dalam tekanan psikis yang luar biasa," jelas Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto.

Ato menambahkan, pihaknya berkoordinasi dengan peksos (pekerja sosial) P2TP2A, Dinas Sosial dan instansi lainnya, untuk mengambil keputusan terbaik seusai proses penyidikan.
Selama dalam pendampingan di rumah aman pun, orang tua anak ini sesekali menengok tapi akan dibatasi dulu. Sebab pihaknya terus intens melakukan pendampingan dan pengawasan.

Baca Juga: Tuak dan Ciu Masih Marak di Tasikmalaya, Satres Narkoba Dini Hari Grebek Penjual Miras

"Dua pelaku dalam video itu masih di bawah umur. Hari ini KPAID bukan hanya melakukan pendampingan, tapi juga melakukan penggalian tentang peristiwa, motif, dan lain sebagainya," jelas dia.

 Korban Pola Asuh
Jika melihat dari sudut pandang keluarga, maka anak ini kata Ato Rinanto menjadi korban dari pola asuh yang tidak harmonis di dalam keluarganya.

Begitu pula pemeran laki-lakinya yang sama menjadi korban dari broken home. Sehingga kalau melihat dari sudut pandang lain, perilaku kedua pemeran dalam video tersebut merupakan korban pergaulan.

"Anak ini lebih banyak di luar dan kurangnya kontrol orang tua. Sehingga nalurinya tidak diarahkan orang tua dan terjerembab dalam pergaulan seks bebas," kata dia.

Dari hasil sementara pendalaman yang dilakukan oleh KPAID pula, diketahui bahwa pelaku perempuan tersebut kerap melakukan hubungan badan. Bahkan dalam sepekan bisa melakukan hubungan badan lebih dari satu laki-laki.

Baca Juga: Difitnah Gelapkan Donasi Palestina, UAH Alumnus Ponpes Darul Arqam Garut Lapor Polisi

"Dari pengakuan dia memang lebih dari satu orang. Ada yang sudah dewasa dan masih anak-anak," terang Ato.

Oleh karena itu, nama-nama pelaku lainnya ini sudah dikantongi KPAID untuk kemudian didalami. Sebab tidak menutup kemungkinan ada nama-nama lain yang muncul. Karena informasi dari masyarakat ada beberapa nama-nama orang dewasa muncul. Walaupun hingga kini pemeran perempuan dalam video itu belum mengakui hal tersebut.

Menurutnya, kalau memang ini terjadi dan faktanya ada, maka ini jadi temuan baru. Pihaknya akan terus mendalami kasus tersebut sehingga kasusnya terang benderang.

Baca Juga: Tokoh Garut Sesalkan Tindakan Premanisme di Garut Selatan

"Sehingga kami berpikir bahwa anak perempuan ini sudah menikmati seks dan tidak penting memiliki hubungan atau tidak (pacaran). Yang penting mendapatkan kepuasan dari hubungan seks itu," ungkap Ato dengan ekspresi raut muka miris.

Sementara itu Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya AKP Hario Prasetyo Seno, mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan Unit PPA Satreskrim Polres Tasikmalaya, pemeran laki-laki berinisiatif merekam video bugil di WhatsApp tersebut.
Sementara pemeran wanita di bawah umur yang ada di video tersebut seolah membiarkan direkam.

"Sedangkan untuk kata-kata open BO ini, menurut keterangan kedua pemeran video ini, hanya untuk bahan candaan saja," ungkap Hario.

Hario menegaskan, dari hasil pemeriksaan ini, bisa disimpulkan tidak ada transaksi uang dalam kasus video bugil yang diperankan oleh kedua anak di bawah umur ini.

Hasil pemeriksaan lainnya, kedua anak di bawah umur ini menjalin hubungan atau pacaran. Sedangkan untuk indikasi adanya prostitusi online belum terbukti.***

Editor: Teguh Arifianto

Tags

Terkini

Terpopuler