6 Kecamatan di Garut Terdampak Kekeringan, Kalak BPBD: Jika Kemarau Berlanjut yang Terdampak Bisa Bertambah

5 September 2021, 20:59 WIB
Kepala Pelaksana BPBD Garut, Satriabudi. /kabar-priangan.com/ Aep Hendy/

KABAR PRIANGAN - Musim kemarau yang kini melanda wilayah Kabupaten Garut, kini dampaknya kian meluas. Sejumlah kecamatan di Garut pun kini mulai terkena dampak kekeringan.

Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut, Satriabudi, menyebutkan di Kabupaten Garut saat ini sedikitnya ada enam kecamatan yang sudah terdampak kemarau.

Kekeringan mulai dirasakan warga akibat semakin berkurangnya ketersediaan air.

Baca Juga: Mobil Grand Livina Masuk Jurang di Kawasan Cibalong Tasikmalaya, 4 Penumpang Selamat

"Dari laporan yang kami terima, saat ini sudah ada enam kecamatan yang terdampak kekeringan. Jika kemarau masih terus terjadi, tak menutup kemungkinan jumlah kecamatan yang terdampak kekeringan bisa bertambah banyak," kata Satriabudi, Minggu 5 september 2021.

Diungkapkannya, enam kecamatan yang kini mulai terdampak kekeringan yakni Cibatu, Sukawening, Sukaresmi, Leles, Karangpawitan, dan Cibiuk.

Parahnya lagi, dari 6 kecamatan tersebut, 5 di antaranya bukan hanya mengalami kekeringan lahan akan tetapi juga air bersih.

Baca Juga: Ini Pesan Ridwan Kamil ke Ketua RW 16 Perum BCI Garut Soal Pandemi Covid- 19 di Jabar

Disampaikan Budi, pihaknya sudah melakukan upaya-upaya persiapan guna mencegah terjadinya kekeringan di Kabupaten Garut.

Salah satunya dengan melakukan koordinasi dengan beberapa kepala wilayah yang rawan akan kekeringan yang nantinya dijadikan bahan koordinasi dengan dinas teknis.

BPBD Garut, tutur Budi, juga telah melakukan upaya-upaya persiapan yang diperlukan.

Baca Juga: Naik Motor, Gubernur Jabar dan Istri Silaturahmi ke Warga Perum BCI di Garut 

Salah satunya melakukan penghimpunan data potensi dampak
bencana kekeringan tahun 2021 yang disampaikan melalui Surat Sekretaris Daerah Nomor: 360/1422/Setda/2021 perihal Himbauan Menghadapi Musim Kemarau dan Permintaan Data Potensi Bencana Kekeringan.

"BPBD Kabupaten Garut akan bekerja sama dengan dinas terkait dalam rangka pemenuhan kebutuhan air bersih baik untuk kebutuhan sehari-sehari maupun untuk kebutuhan pertanian," ujarnya.

Menurutnya, khusus untuk kebutuhan pertanian, pihaknya telah menginvetarisasi pompa air yang ada di Dinas Pertanian untuk fasilitasi pengairan sawah.

Baca Juga: 1.161 Warga Garut Meninggal Dunia karena Covid- 19, Simak Data Selengkapnya

Selain itu, dilakukan pula inventarisasi sumber-sumber mata air yang dilakukan melalui kerja sama dengan pihak pemerintahana desa.

Budi mengatakan, beberapa wilayah di Kabupaten Garut memiliki tingkat kebutuhan air bersih yang berbeda dimana wilayah Garut utara rata-rata membutuhkan air bersih untuk kebutuhan sehari-sehari.

Sedangkan pada wilayah Garut selatan rata-rata yang dibutuhkan saat ini lebih ke air untuk kebutuhan pertanian.

Baca Juga: 62 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto Akhiri KKN di Kota Banjar, Walkot Banjar Beri Apresiasi

Diharapkannya, masyarakat bisa menghemat penggunaan air bersih serta melakukan beberapa inovasi agar bisa menyimpan cadangan air.

Dengan cara demikian, diharapkan pula dampak dari kekeringan akibat kurangnya ketersediaan air ini bisa diminimalisasi.

Kepada masyarakat disarankan agar dapat menggunakan air sehemat mungkin dan disarankan sudah harus dapat melakukan upaya upaya pengembangan dan pembuatan embung.

"Ini dapat menjadi solusi cadangan akan kekurangan air sehingga masyarakat tidak akan mengalami dampak yang terlalu parah,” ucap Budi.***

 

Editor: Sep Sobar

Tags

Terkini

Terpopuler