Harga Telur Ayam Kian Merosot, Banyak Peternak di Tasikmalaya Menyerah

23 September 2021, 20:56 WIB
Harga telur ayam ditingkatan peternak di Kabupaten Tasikmalaya kini terus mengalami kemerosotan hingga kini harganya berada dikisaran, Rp 16.000 - Rp 15.000 per kilogram, Kamis, 23 September 2021.* /kabar-priangan.com/Aris MF/

KABAR PRIANGAN - Harga telur ayam di tingkatan peternak di Kabupaten Tasikmalaya kini terus mengalami kemerosotan. Setelah pekan lalu berada dikisaran harga Rp 18.000 per kilogram, kini harganya terus turun hingga Rp 16.000 - Rp 15.000 per kilogram.

Diketahui, jika penurunan harga tersebut memang terus terjadi sejak sebulan lalu. Semula dari harga normal awal Rp 20.000 sampai Rp 21.000 per kilogram. Namun setiap minggunya terus alami penurunan dan belum terlihat tanda-tanda akan normal kembali.

Akan tetapi anjloknya harga telur ini tidak sebandaing dengan harga beli pakan yang justru terus mengalami kenaikan. Saat ini, harga pakan ayam petelur berada di angka Rp 6.700 perkilogram. Kenaikan harga pakan bahkan sudah terjadi sejak pertengahan tahun 2020 lalu.

Akibat kondisi demikian, tidak sedikit peternak yang menyerah dan menutup usaha peternakan mereka. Pasalnya, jika dihitung-hitung mereka justru malah merugi rata-rata Rp 2 juta perhari. Jika terus mempertahankan usaha peternakan ayam petelur dengan situasi harga kini, maka nilai kerugian yang bakal dialami para peternak makin membengkak.

Baca Juga: Dewan Kabuapten Tasikmalaya Gagas Ranperda Pengelolaan Sampah

Salah satu peternak ayam petelur di Kecamatan Leuwisari, Rahmat Saleh, mengatakan, jika dengan kondisi harga telur yang semakin merosot, para peternak banyak yang gulung tikar.

Mereka terpaksa mengurangi jumlah ayam yang dipelihara, bahkan menjual sebagian ayam mereka.

"Karena harga jual telur ayam tidak sebanding dengan harga pakan, maka banyak peternak merugi. Sebagian dari kami kini bahkan telah mengurangi jumlah ayam," ujar dia, Kamis 23 September 2021.

Kondisi saat ini membuat peternak kebingungan untuk melanjutkan usahanya, atau menjual ribuan ayam petelur mereka. Rahmat memprediksi, merosotnya harga telur ditingkat peternak karena ketersediaan telur melimpah. Akan tetapi dilain pihak, daya beli atau serapan akan telur ditengah masyarakat kurang.

"Kita berfikir kalau ayam terus harus kita kasih makan, sedangkan harga pakannya mahal. Maka peternak banyak yang gulung tikar. Bahkan sudah ada 5 peternak yang kini berhenti," terang dia.

Baca Juga: Presiden Jokowi Rencanakan Hadir Pada Musyawarah Raja Se-Nusantara di Sumedang

Idealnya, dikatakan Rahmat, dengan harga pakan ternak saat ini Rp 6.700 perkilogram, maka harga telur ayam dari peternak minimal dihargai Rp 22.000 perkiogram. Akan tetapi itu nampaknya tidak akan tercapai dalam waktu dekat ini.

"Idealnya harga itu Rp 22.000, sekarang cuman Rp 15.000. Berarti kami terus nombok sekitar Rp 7.000 per kilo. Ini akan mematikan secara perlahan usaha para peternak," tegas Rahmat.

Salah satu peternak ayam petelur lainnya, Dudung, mengatakan, dengan anjloknya harga telur ayam dan naiknya harga pakan membuat para peternak bukan hanya kerugian namun juga gulung tikar. Oleh karenanya, Pemerintah diharapkan segera melakukan intervensi atau mencari solusi agar harga telur kembali normal dan harga pakan turun.

"Ini jelas Pemerintah harus segera melakukan langkah cepat. Jika tidak, maka para peternak ayam petelur akan banyak yang berhenti," jelas Dudung.***

Editor: Teguh Arifianto

Tags

Terkini

Terpopuler