Tiga Ular Sanca Ukuran Besar Sering Muncul di Jembatan Nagrog, Sejumlah Warga Memercayainya Ular Jadi-jadian

3 November 2021, 20:22 WIB
Sejumlah petugas pemadam kebakaran dan warga Kampung Nagrog, Desa Pananjung, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Garut, membongkar lubang yang diduga dijadikan sarang tiga ekor ular sanca ukuran besar. Ular tersebut menimbulkan keresahan bagi warga.* /kabar-priangan.com/Aep Hendy

KABAR PRIANGAN - Keresahan saat ini dirasakan warga Kampung Nagrog, Desa Pananjung, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Garut. Hal tersebut karena mereka sering melihat kemunculan tiga ekor ular sanca (python family) berukuran besar di jembatan yang ada di kampung tersebut.

"Warga melaporkan kepada kami terkait keberadaan tiga ekor ular sanca berukuran besar yang sering muncul di sekitar jembatan di Kampung Nagrog," ujar Kassubag Tata Usaha UPT Pemadam Kebakaran (Damkar) Kecamatan Bungbulang, Hendra Santoso, Rabu, 3 November 2021.

Keberadaan tiga ekor ular sanca di tempat tersebut, menurut Hendra, telah menimbulkan keresahan warga. Mereka takut binatang melata itu membahayakan keselamatan
warga, terutama anak-anak.

Baca Juga: Awas Musim Pancaroba Datang, Tingkat Perindukan Nyamuk Aedes Aegypti Melonjak Drastis

Apalagi, berdasarkan keterangan warga, tiga ekor ular itu ukurannya terbilang besar. "Dua ekor berukuran sebesar paha orang dewasa dan satu ekor sebesar lingkaran magic jar," ucapnya.

Hendra menyebutkan, sebagian warga beranggapan tiga ekor ular sanca raksasa itu merupakan ular jadi-jadian. Anggapan ini muncul karena banyak warga yang mengaku pernah didatangi tiga ekor ular tersebut dalam mimpi mereka.

Warga yang pernah didatangi ular di dalam mimpinya itu adalah mereka yang sebelumnya pernah melihat dan mengusirnya karena dianggap menghalangi jalan saat mereka akan melintas.

Baca Juga: Unjuk Rasa Kenaikan UMK di Sumedang Diwarnai Aksi Pukul Antar Buruh

Selain itu, ada juga beberapa warga yang didatangi karena pernah membongkar lubang yang diduga dijadikan sarang oleh tiga ekor ular tersebut.

"Warga yang pernah didatangi tiga ekor ular itu di dalam mimpinya mengatakan, ular itu meminta agar warga tak mengganggu mereka. Jika mereka tak diganggu, ular-ular itu pun tak akan mengganggu warga," kata warga sebagaimana diucapkan Hendra.

Namun demikian, sebagian besar warga tetap meminta agar ular itu ditangkap untuk dipindahkan ke tempat lain yang dianggap tidak membahayakan keselamatan warga.

Baca Juga: Banjir Cileuncang Kerap Kepung Banyak Wilayah, Pemkot Tetapkan Kota Tasikmalaya Siaga Bencana

"Itulah yang menjadi alasan warga melapor ke UPT Damkar Kecamatan Bungbulang yang juga masih membawahi wilayah Kecamatan Pamulihan ini," tutur Hendra.

Masih menurut Hendra, warga juga tak ingin anak-anak yang akan pergi atau pulang mengaji menjadi ketakutan karena melihat ular-ular tersebut. Ketiga ular itu memang sering menampakkan diri pada senja dan malam hari saat anak-anak hendak pergi dan pulang mengaji.

"Akibatnya, banyak anak yang tak mau pergi mengaji karena takut oleh ular yang selalu terlihat di sekitar jembatan yang menjadi akses beraktivitas warga termasuk anak-anak yang akan mengaji," ucap Hendra.

Baca Juga: Tebing Longsor Timpa Asrama Santri di Pondok Pesantren Sabilunajat. Tiga Bangunan Ambruk

"Selain itu, warga juga khawatir ular-ular itu akan menyerang warga terutama anak-anak sehingga mereka ingin ular itu dievakuasi dari tempat tersebut," kata Hendra, melanjutkan.

Bersama petugas dari Damkar Kabupaten Garut, tutur Hendra, pihaknya pun telah mendatangi lokasi. Dengan bantuan warga, petugas melakukan pembongkaran lubang di bawah jembatan yang diuga menjadi sarang tiga ekor ular sanca berukuran besar itu.

Namun sayangnya, kata Hendra, petugas dan warga tak berhasil menemukan ularnya. Petugas dan warga hanya menemukan jejak-jejak bekas ular melintas yang terlihat memang besar.

Baca Juga: 33 Desa di Sumedang Terpetakan Masuk Kategori Resiko Tinggi Bencana Longsor

"Kami akan kembali memantau dan berupaya menangkapnya. Jika ular-ular tersebut sudah tertangkap, selanjutnya akan kami serahkan ke BKSDA (Balai Konservasi
Sumber Daya Alam) untuk mereka lepaskan kembali ke habitatnya," katanya.*

 

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler