Sebabkan Gangguan Kognitif, Dinkes Sumedang: Stunting Ancaman Serius

19 November 2021, 13:42 WIB
Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang memaparkan persoalan stunting di Rancapurut, Kabupaten Sumedang, Jumat 19 November 2021 /kabar-priangan.com/Emi Suhaemi/

KABAR PRIANGAN - Stunting merupakan ancaman serius dunia kesehatan. Pasalnya stunting bisa berdampak pada hilangnya generasi intelektual di masa yang akan datang jika tidak ditangani secara serius.

Demikian dilontarkan Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Uyu Wahyudin kepada wartawan usai melakukan pemaparan terkait persoalan stunting di Rancapurut, Sumedang Utara, Jumat 19 November 2021.

Uyu menyebutkan berdasarkan data hasil pengukuran dan pengecekan terhadap balita, angka stunting di Kabupaten Sumedang pada tahun 2021 mencapai 10.99 persen. Angka ini memang masih dibawah batas masalah yang ditetapkan WHO yakni sekitar 20 persen. Namun demikian, meski angka stunting di Sumedang masih dibawah standar WHO, tapi Pemerintah Kabupaten Sumedang telah responsif dengan melakukan berbagai upaya dalam penanggulangannya.

Baca Juga: Gerhana Bulan Sebagian Pada Hari Ini Terlama di Abad Ini

"Penanggulangan(stunting) memang harus intensif dan diupayakan oleh semua leading sektor. Mengingat stunting merupakan ancaman yang serius," ujar Uyu, kepada wartawan, Jumat 19 November 2021.

Uyu mengatakan, pada tahun ini angka stunting di Sumedang mengalami penurunan dibanding tahun 2020.

Pada tahun 2020 angka stunting di Sumedang berkisar 12.05. Angka ini naik pesat setelah sebelumnya pada tahun 2018 angka stunting berada di kisaran 9.66 persen dan tahun 2019 di kisaran 8.77 persen.

Baca Juga: Hilang Misterius di Cadas Pangeran Sumedang, Tiga Hari Pencarian Masih Belum Ditemukan

"Angka (stunting) meningkat di tahun 2020 kemungkinan karena dampak pandemi. Tapi Alhamdulillah turun di tahun ini pada angka 10.99 persen," katanya.

Uyu menggambarkan, dampak dari stunting, salah satunya mengakibatkan gangguan kognitif atau mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Lebih jauhnya, ucap Uyu, gangguan kognitif sangat berbahaya karena akan mengalami kesulitan berpikir.

"Kalau sudah gangguan kognitif, generasi ke depan akan sulit berpikir. Mereka ada, mereka tinggi tapi lemot. Gimana nanti mau menjadi leader (pemimpin). Akhirnya bekerja sekemampuannya saja," paparnya.

Baca Juga: Insentif RT dan RW Terancam Hilang, Apdesi Sumedang Pertanyakan Soal Pemangkasan DBH

Ia menambahkan, trend adanya peningkatan angka stunting yang terjadi di sejumlah wilayah kecamatan, tidak lepas dari kondisi pandemi. Dimana, pandemi berdampak menurunnya kondisi ekonomi masyarakat. Sehingga kondisi demikian berimbas terhadap kurangnya asupan gizi baik ibu hamil maupun balita.

Adapun hingga saat ini, wilayah kecamatan yang mengalami peningkatan angka stunting diatas standar WHO, terjadi di Kecamatan Cibugel,Wado dan Jatinunggal dengan angka diatas 20 persen.

"Kami sudah melakukan konvergensi intervensi stunting dengan mendorong multisektor dan multipihak untuk fokus terhadap desa-desa lokus prioritas yang hingga tahun 2021 mencapai 32 desa dari 26 kecamatan," katanya.

Baca Juga: Ratusan OTD Waduk Jatigede Masih Ajukan Gugatan Uang Kerohiman ke PN Sumedang

Untuk diketahui jumlah balita di Kabupaten Sumedang hingga 8 September 2021 sebanyak 80.254 anak.***

Editor: Nanang Sutisna

Tags

Terkini

Terpopuler