Satker Tol Cisumdawu Sebut Masih Banyak Kendala Dalam Pengerjaan Konstruksi

14 Desember 2021, 08:07 WIB
Tampak foto udara kontruksi Jalan Toc Cisumdawu di seksi 2 (Rancakalong-Sumedang) /kabar-priangan.com/DOK AGN/

KABAR PRIANGAN - Pihak Satuan Kerja (Satker) Pelaksana Jalan Tol Cisumdawu mengaku masih menemukan sejumlah kendala dalam pembangunan konstruksi jalan.

Kepala Satker Pelaksana Jalan Tol Cisumdawu, Vidi Ferdian,ST.,M.Eng,.M.Sc mencontohkan, untuk pembangunan konstruksi di seksi 1 (Ruas Cileunyi - Rancakalong) baru mencapai 98 persen. Padahal secara kontrak konstruksi harus rampung akhir tahun atau 31 Desember 2021.

Hingga saat ini, kata dia, untuk progres pembangunan kontruksi seksi 1 (Cileunyi-Rancakalong) dengan panjang ruas 11.44 km masih dalam finishing.

Baca Juga: Aktivitas Proyek Tol Cisumdawu Akibatkan Jalan Rusak di Dua Desa

"Setelah dilakukan pengecekan dilapangan, masih melakukannya pengerjaan pengerasan jalan. Kemudian memasang kelengkapan jalan, seperti rambu, marka jalan dan guide drill," ujar Vidi.

Vidi menambah, untuk progres pengerjaan konstruksi di seksi 2 (Rancakalong - Sumedang) dengan panjang 17.05 km.Sekitar 6.3 Km telah selesai dibangun di tahun 2017.

Setelah itu, pengerjaan konstruksi dilanjutkan dengan pengerjaan seksi 2 fase 2 sepanjang 10.7 km.

Baca Juga: Kabar Baik, Ruas Tol Cisumdawu Seksi Cileunyi-Cimalaka Dibuka Januari 2022

Dari pengerjaan seksi 2 fase 2 sepanjang 10.7 km, kini hanya tinggal menyisakan 950 meter.

Vidi memerinci, pengerjaan konstruksi di lapangan saat ini sempat terkendala kejadian longsor di dua lokasi. Antara lain di Dusun Bojongtotor Desa Sirnamulya dan Desa Mulyasari Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang.

Namun demikian, tambah Vidi, sebenarnya keterlambatan pengerjaan konstruksi bukan hanya faktor longsor saja. Karena selain longsor, kendala utama terhambatnya pembangunan di seksi 1 berkaitan dengan proses pembebasan lahan yang terlambat.

Baca Juga: Warga Sumedang Terdampak Tol Cisumdawu yang Menempati Pemukiman Baru Mengeluh

Dikatakan, target pembebasan lahan harusnya selesai di bulan Mei atau Juni 2021 tapi kenyataannya baru bisa dibebaskan di September dan Oktober 2021 sehingga membuat pembangunan konstruksi molor.

Terkait penanganan longsor pihaknya, sudah melalui penanganan. Adapun teknik penanganan dilakukan dengan pengerjaan bored pile yaitu suatu pondasi yang dipasang dengan cara mengebor tanah dengan diameter tertentu hingga mencapai kedalaman yang sudah ditentukan.

"Mudah-mudahan target kami bisa tercapai pada akhir tahun ini," ujarnya.***

Editor: Nanang Sutisna

Tags

Terkini

Terpopuler