90% Kasus Covid di Kota Tasik Berasal dari Klaster Perjalanan. Omicron atau Delta? Ini Penjelasan Kadinkes

12 Februari 2022, 13:09 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasik dr. Uus Supangat menyebut bahwa dari tingginya kasus covid 19 yang terjadi di Kota Tasikmalaya, 90 persennya berasal dari klaster perjalanan.* /Asep MS/

KABAR PRIANGAN - Sejak dua minggu terakhir terjadi penambahan kasus covid 19 di Kota Tasikmalaya yang cukup signifikan. Penambahan kasus Covid 19 tersebut 85-90 persen berasal dari klaster perjalanan.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, hingga Jumat, 11 Februari 2022, terdapat penambahan kasus Covid 19 sebanyak 115 orang, dan sebagian besar berasal dari klaster perjalanan.

"Kenapa saya katakan penambahan kasus covid 19 ini berasal dari klaster perjalanan? Karena setelah ditelusuri, yang terpapar itu habis melakukan perjalanan dari luar kota, terutama dari kota besar yang kasusnya cukup tinggi," ujar Kadinkes Kota Tasikmalaya, Uus Supangat.

Baca Juga: Serie A Italia: Napoli vs Inter Milan. Saatnya Spalletti Putus Tren Buruk Partenopei Kala Bertemu Nerazzuri

Mengenai varian apa yang menyerangnya, Uus belum bisa memastikan apakah sebagian besar itu terpapar oleh varian delta, omicron, atau lainnya.

Karena menurut Uus, Kota Tasikmalaya baru memiliki alat tes PCR yang mendeteksi covid-19 secara umum, belum secara spesifik sampai ke varian.

Sehingga untuk kepentingan itu lanjut Uus, Kota Tasik masih mengirim sampelnya ke laboratorium Provinsi Jawa Barat yang sudah ditunjuk.

Baca Juga: Virus Omicron Mengganas, Lima Pintu Tol Masuk Kota Bandung Ditutup. Pelaku Perjalanan: Lewat Jalan Tikus Saja

"Per hari kemarin saja sudah ada sekitar 22 sampel yang kita kirim, cuman sampai hari ini hasilnya belum keluar sehingga kita belum bisa menyebutkan kasus covid di Kota Tasik ini omicron atau bukan," ujar Uus.

Menurut Uus hasilnya cukup lama karena semua sample se Jawa Barat terkumpul di labolatorium peovinsi. "Mungkin saking banyaknya sampel kita harus sabar menunggu," ucapnya.

Yang terpenting lanjut Uus, Dinas Kesehatan berharap, program vaksin terutama untuk vaksin anak dan vaksin lansia juga untuk yang vaksin kedua dan booster harus terus dijalankan di Kota Tasik.

Baca Juga: Di Garut Harga Migor Masih Mahal, Boy: Saya Bingung Apalagi Masyarakat

"Mudah mudahan dengan penambahan kasus ini masyarakat lebih disadarkan untuk mengikuti vaksin secara sukarela," katanya.

Disingung beberapa kasus covid di sekolah, Uus menjelaskan, untuk sekolah terkait dengan pembelajaran tatap muka, sampai dengan hari ini kota Tasik mengikuti sesuai treveling yang dikeluarkan oleh inmendagri

"Karena Kota Tasik berada di level dua, maka untuk pendidikan aturan PTM kita serahkan ke Dinas Pendidikan. Dinas kesehatan hanya bisa memberikan rekomendasi. Karena acuan untuk itu sudah ada acuannya apakah harus PTM atau daring," jelas Uus.

Baca Juga: Sinopsis Layangan Putus Episode 3 di RCTI: Kondisi Kinan Memburuk hingga Alami Kontraksi Hebat

Bahkan bila ada sekolah yang didalamnya ada kasus, kata dia, berdasarkan hasil kordinasi dengan pihak Dinas Pendidikan, tidak harus ada penutupan sekolah.

“Nah, siswa yang positif jika tidak bergejala dilakukan isolasi mandiri dan sekolah untuk sementara di daringkan dulu selama kurang lebih lima hari untuk keperluan pembersihan sekolah,”

Begitupun dalam kasus ada siswa SMAN 1 yang terkonfirmasi Covid, kata Uus, maka sudah beberapa hari pembelajaran dilakukan secara daring.

Baca Juga: Keputusan Musim Haji Tahun Ini Belum Jelas, Kemenag: Daftar Tahun Ini, 23 Tahun Lagi Baru Berangkat

"Termasuk dengan variannya yang oleh pihak sekolah sempat disebutkan omicron, saya jelaskan lagi bahwa untuk itu kita belum mendapatkan hasil peneriksaan laboratorium sehingga itu belum bisa disebutkan omicron atau bukan," terangnya.

Uus juga memastikan di Kota Tasikmalaya belum ada covid-19 klaster sekolah.

“Kalau pun ada sekolah yang terkena kasus kata Uus, jumlahnya paling satu dua, dan itu ada yang gurunya saja, ada yang siswanya saja," katanya.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler