KABAR PRIANGAN - Kebijakan penyaluran bantuan sosial (bansos) BPNT yang diubah menjadi bantuan tunai berupa uang Rp600 ribu memberi dampak terhadap para petani padi maupun pengepul beras di Kota Tasikmalaya.
Karena dengan diubahnya bansos BPNT menjadi bantuan tunai Rp600 ribu, ternyata berdampak pada naiknya harga Gabah Kering Giling (GKG) sampai Rp550 perkilogram.
Selain itu, dengan adanya perubahan BPNT menjadi bantuan tunai Rp600 ribu tersebut, permintaan beras pun melonjak tajam hingga lebih dari seratus persen. Petani pun pada akhirnya seperti gadis cantik yang menjadi buruan para pengepul beras.
Baca Juga: KA Cikuray Resmi Beropeasi Hari Ini, Layani Relasi Garut-Pasar Senen. Ini Besaran Tarifnya
Dadang Romansyah, pengepul beras dari Kel Sukamaju Kidul Kecamatan Indihiang tak menampik bahwa kebijakan bansos BPNT menjadi bantuan tunai Rp600 ribu telah membuat semangat petani tumbuh kembali.
"Sebelum bansos diubah dengan uang, harga GKG sempat anjlok hingga di bawah Rp400 perkg. Kini Alhamdulillah tembus Rp550 perkg. Permintaan yang biasanya paling banter 5 ton per bulan, dalam sebulan ini sudah lebih dari 10 ton," kata Dadang.
Hal itu diungkapkan Dadang pada acara Silaturahmi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Se Kota Tasikmalaya di Aula Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Jalan Lewidahu Tasikmalaya Kamis, 24 Maret 2022.
Baca Juga: Kapan Ramadhan Tahun 2022 Ini? Berikut Ini Link Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1443 Hijriyah
Sidik, petani dari Gapoktan Kel. Sirnagalih pun menyebut bahwa kebijakan bansos harus diteruskan, karena dampaknya sangat terasa bagi masyarakat tani lokal.
"Sementara kalau bansos dengan barang, suplier yang justru lebih diuntungkan. Sementara barang di petani numpuk tak terserap," ujar dia.
Senyum petani pun saat ini, kata Sidik, lebih lebar karena hasil panen bagus dan peluang harga jualnya juga bersahabat dengan petani.
Ketua KTNA Munir Setiawan mengingatkan agar gairah dan semangat para petani harus seperti itu harus disyukuri dan semua stakeholder harus memastikan agar senyum petani tetap sumringah.
"Malah sebagai tindak lanjut, kami harap ada regulasi agar para ASN di Pemkot Tasikmalaya secara rutin memborong beras atau produk petani lokal lain. Kalau bisa dibentuk Perda khusus bukan sebatas imbauan," ujar Munir.
Kegiatan Silaturahmi diantara Gapoktan itu sebelumnya digelar rutin secara rutin berkeliling di tiap gapoktan. Karena pandemi, kegiatan seperti itu tidak bisa digelar dan baru bisa digelar lagi.
Ketua Forum Gapoktan, Mumu Munawar juga mengajak para petani bisa berkolaborasi dengan perguruan tinggi dalam meningkatkan kapasitas SDM maupun kualitas hasil.
"Apalagi kita sudah memiliki kerja sama dengan Universitas Perjuangan maupun Universitas Galuh Ciamis," kata Mumu.
Kadis DKP3 Kota Tasikmalaya, Adang Mulyana pun karuan senang dengan situasi itu. Hanya petani diminta tetap berinovasi dan senantiasa memperkaya ilmu pertanian, peternakan maupun perikanannya serta celah pemasarannya.
Acara silaturahmi tampak dihadiri Kadis DKP 3 Drs. H. Adang Mulyana, Ketua Komisi III DPRD Kota Tasikmalaya H. Enan Suherlan, Anggota Komisi IV DPRD H. Dadan "Puyuh" Daruslan, Ketua KTNA Munir Setiawan, Ketua Forum Gapoktan Mumu Munawar dan puluhan pengurus dan anggota Forum Gapoktan se-Kota Tasikmalaya.***