Sang Pencerah, Kiayi Kharismatik Tutup Usia. KH. Abun Bunyamin Ruhiat Wafat di Usia73 Tahun

20 November 2022, 21:43 WIB
RIBUAN umat muslim Tasikmalaya, termasuk ulama dan tokoh agama, dengan khusuk mendoakan KH Abun Bunyamin yang wafat pada hari Sabtu 19 November 2022.* /kabar-priangan.com/Aris MF/

KABAR PRIANGAN - Sabtu 19 November 2022, kabar mengejutkan datang dari Pondok Pesantren Cipasung Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.

Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Abun Bunyamin Ruhiat wafat pada pukul 10.12 WIB di Rumah Sakit TMC Tasikmalaya.

Kiayi Abun, sapaan akrabnya, merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Cipasung, Tasikmalaya.

Baca Juga: Rakernas PBNU di Cipasung Tasikmalaya, KH Abun: Teringat Ketika Muktamar ke-29 NU yang Sangat Menegangkan

Ia juga diketahui mengemban amanah sebagai Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tasikmalaya.

Sebelum akhirnya sepekan lalu, PCNU Kabupaten Tasikmalaya menunjuk KH. Ubaidillah Ruhiat, adik kandung KH Abun sebagai Penjabat Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Tasikmalaya.

Sebelumnya diketahui, Kiayi Abun sempat menyampaikan bahwa usianya kini sudah menginjak 73 tahun.

Baca Juga: Miliki dan Edarkan Uang Palsu Bernilai Miliaran, Pelatih Badminton di Garut Diamankan Polisi

Hal tersebut disampaikan saat ia selaku rektor menutup wisuda Institut Agama Islam (IAI) Cipasung pada Minggu, 25 September 2022 lalu.

Kini, kiayi kharismatik Tasikmalaya ini telah tutup usia dan dimakamkan di komplek pemakaman keluarga di Pondok Pesantren Cipasung.

Salah seorang keluarga Ponpes Cipasung, Haryadi Ahmad Satari mengatakan, almarhum Kiayi Abun Bunyamin wafat saat menjalani perawatan di RS TMC Kota Tasikmalaya.

Baca Juga: 3 Puisi Hari Guru Nasional 2022 yang Singkat, Padat, dan Jelas Untuk Dibacakan Saat Upacara

Jenazah almarhum dimakamkan hari itu juga di komplek Pondok pesantren Cipasung Singaparna. "Iya benar kang, minta doanya untuk bapak," jelas dia.

Haryadi mengatakan, sebelum meninggal KH Abun menyampaikan wasiat terakhir untuk para santrinya. Almarhum meminta para santri mengaji sebuah kitab yang katanya itu bermanfaat di masa depan.

Sementara untuk keluarga dan alumninya, beliau meminta lebih konsisten dan istiqomah membina umat.

Baca Juga: Ribuan Warga Priangan Timur Sambut Anies Baswedan. Pemerhati Politik: Harus Jadi Perhatian Serius Kubu Prabowo

"Walaupun misalnya santri cuma satu orang, harus tetap konsisten untuk mengajar. Jangan melihat jumlah," kata Haryadi.

Ketua PCNU Kabupaten Tasikmalaya, KH Atam Rustam mengakui sosok KH Abun Bunyamin sebagai ulama kharismatik yang cukup berjasa bagi umat.

“Beliau sangat dihormati dan disegani, sosoknya dibanggakan oleh masyarakat," ujar dia.

Baca Juga: Ujicoba Taman Wisata Jans Park di Jatinangor Sumedang Berhasil Sedot Puluhan Ribu Pengunjung

Seperti diketahui KH. Abun Bunyamin Ruhiat merupakan salah satu tokoh sepuh ulama di kalangan NU.

Almarhum lahir pada 27 September 1949, anak ke sembilan dari 14 bersaudara pasangan KH. Ruhiat dan Hj. Siti Aisyah, selaku pendiri ponpes Cipasung, Tasikmalaya.

Kiprah pesantren Cipasung sebagai salah satu pesantren terbesar di wilayah Priangan Timur memang tak diragukan.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata Kuliner di Sumedang yang Bagus dan Murah, Bisa Dikunjungi Bareng Keluarga

Puncaknya saat KH. Muhammad Ilyas Ruhiat, kakak alhamarhum terpilih sebagai Rais Am PBNU, mendampingi KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sebagai Ketua Umum PB NU pada 1994 silam.

Pondok Pesantren Cipasung merupakan salah satu pesantren tertua di Jawa Barat. Dimana Pesantren Cipasung didirikan KH Ruhiat pada akhir 1931.

Semula, santri yang menetap di pesantren ini berjumlah kurang lebih 40 orang. Sebagian santri tersebut adalah mereka yang ikut dari Pesantren Cilenga, tempat Kiayi Ruhiat menimba ilmu.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Fase Grup Piala Dunia 2022 Qatar, Dibuka dengan Duel Tuan Rumah kontra Ekuador Live di SCTV

Seiring dengan kesungguhannya dalam mengembangkan ilmu agama, maka Pesantren Cipasung menjadi pesantren yang besar dan berpengaruh di Jawa Barat.

Sepeninggal KH. Ruhiat, maka estafet kepemimpinan Pesantren Cipasung diserahkan kepada putra sulungnya, KH. Ilyas Ruhiat.

Selanjut, setelah KH Ilyas Ruhiat wafat, pucuk pimpinan diberikan kepada KH Dudung Abdul Halim.

Baca Juga: Selain Terhibur, Geliat Ekonomi Warga Nanggewer Kabupaten Tasikmalaya Terbantu oleh Adanya Venue Gantole 

Namun masa kepemimpinan KH Dudung Abdul Halim ini tak terlalu lama. Pada tahun 2012 beliau meninggal dunia, dan kepemimpinan Pesantren Cipasung dipercayakan kepada KH. Abun Bunyamin.

Kini, KH. Abun Bunyamin telah tiada. Sang pencerah, kiayi yang kharismatik telah menghadap Illahi. Selamat Jalan Kiayi, umat muslim Jawa Barat sangat kehilanganmu.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler