Ratusan Disabilitas Jajal Kawasan Malioboro-nya Kota Tasikmalaya, Sudahkan Ramah Difabel? Ini Penilaiannya

4 Desember 2022, 21:56 WIB
Sejumlah penyandang disabilitas berjalan menikmati suasana Malioboro-nya Kota Tasikmalaya, kawasan semipedestrian Jalan HZ Mustofa, Sabtu 3 Desember 2022.* /kabar-priangan.com/Istimewa/

KABAR PRIANGAN - Ratusan penyandang disabilitas dan anak berkebutuhan khusus (ABK) berkesempatan untuk bercengkerama dan jalan-jalan di kawasan semipedestrian Jalan HZ Mustofa Kota Tasikmalaya, Sabtu 3 Desember 2022.

Mereka datang ke kawasan yang dikenal dengan sebutan Malioboro-nya Kota Tasikmalaya itu untuk memperingati Hari Penyandang Disabilitas Internasional 2022 pada hari itu.

Mamat Rahmat, salah seorang penyandang tunanetra, mengaku kegiatan itu dijadikan kesempatan untuk menjajal jalur pejalan kaki sekaligus ruang publik di Kota Tasikmalaya apakah sudah ramah disabilitas atau tidak.

Baca Juga: Pencuri Sepatu di Masjid Agung Kota Tasikmalaya Terekam CCTV dan Disebar di Facebook

Menurut Rahmat, guiding block-nya sudah bagus dan dipasang dengan benar. Guiding block adalah keramik khusus berwarna kuning yang menjadi panduan bagi tunanetra saat menyusuri jalan.

Penempatan tempat duduk berbentuk kelom geulis juga pas, bisa tersentuh tongkat sehingga  tidak membahayakan. "Saya juga memberi apresiasi pembangunan ruang publik ini," kata Mamat yang juga dikenal sebagai instruktur mengaji penyandang tunanetra itu.

Disinggung teriait momentum Hari Penyandang Disabilitas Internasional, Mamat berharap pemerintah juga membuat peringatan Hari Penyandang Disabilitas Nasional.  "Ditetapkan juga dong Hari Penyandang Disabilitas Nasional, seperti Hari Santri dan lainnya. Ya untuk pengingat dan bukti perhatian pemerintah kepada kami," kata Mamat.

Baca Juga: Hari Kedua Pencarian, Kondisi dan Identitas Perempuan yang Terjun dari Jembatan Baru Banjar Masih Misterius

Harniwan Obech, ketua panitia acara yang mengusung tema Disabilitas Berkarya itu, menjelaskan pesan penting dari kegiatan tersebut adalah kaum disabilitas itu bukan untuk dikasihani.  "Bukan dikasihani, tapi dimotivasi agar mandiri dan bisa berkarya," kata Harniwan.

Dia memaparkan sebelum menikmati kawasan Malioboro-nya Kota Tasikmalaya, ratusan penyandang disabilitas itu berkumpul dan senam di Taman Kota Tasikmalaya.

Tercatat ada 480 peserta disabilitas dari tujuh sekolah luar biasa (SLB), Kampung Sukaasih Singaparna, serta disabilitas tunanetra berasal dari Bandung dan Jakarta yang tergabung dalam Majelis Taklim Al Hikmah.

Baca Juga: Akibat Gempa Episentrum Garut, Pergeseran Tanah di Pamarican Ciamis Bertambah, Retakan di 3 Rumah Kian Besar

Setelah senam mereka lalu berjalan ke jalur pedestrian dan terakhir mengikuti diskusi di salah satu hotel di Jalan Yudanegara. Salah satu poin dari diskusi itu adalah tentang inklusi bagi kalangan disabilitas yang diharapkan tidak hanya dalam bidang pendidikan saja.

"Inklusi bagi kalangan disabilitas diharapkan juga terjadi di dunia kerja. Sehingga mereka memiliki ruang atau kesempatan untuk berkarya dan menjadi mandiri, termasuk di Kota Tasikmalaya," kata Harniwan.*



Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler