Ketua MUI Garut Kutuk Keras Perbuatan Oknum Guru Ngaji yang Cabuli Santri

4 Juni 2023, 19:37 WIB
Ketua MUI Garut, KH A Sirodjul Munir mengutuk perbuatan ustad yang berbuat kekerasan seksual terhadap santri. /kabar-priangan.com/DOK/

KABAR PRIANGAN - Perbuatan bejat yang dilakukan oknum guru ngaji berinisial AS terhadap belasan santrinya mendapat kutukan keras dari berbagai kalangan. Selektif dalam memilih guru ngaji pun dinilai sangat penting guna mencegah hal yang tak diharapkan. 

Kecaman keras atas aksi tak terpuji AS di antaranya disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut, KH A Sirodjul Munir. Perbuatan AS dinilainya sudah sangat keterlaluan dan tak bisa ditolelir. 

"Baik atas nama pribadi maupun lembaga MUI kami sangat mengutuk keras perbuatan keji yang dilakukan saudara AS. Perbuatan oknum ustad ini sudah sangat keterlaluan dan tidak bisa ditolelir," komentar Munir, Minggu, 4 Juni 2023.

Baca Juga: Bos asal Aceh dan Tasik Borong Lelang Rongsokan Pemkab Garut

Menurutnya, AS merupakan guru rumahan yang mengajarkan ngaji kepada anak-anak yang ada di sekitar rumahnya di kawasan Kecamatan Samarang. Ternyata hal itu hanya dijadikannya modus untuk melancarkan niat jahatnya untuk dapat melampiaskan nafsu bejatnya dengan mencabuli anak-anak di bawah umur. 

Ia melihat sikap AS yang jelas-jelas tidak jujur karena mengaku-ngaku sebagai ustad. Padahal di sisi lain perilakunya sangat bertolak belakang bahkan bisa dikatakan sangat terkutuk. 

Disebutkannya, guna mencegah terus terulangnya peristiwa serupa, maka perlu selektif dalam memilih guru agama. Disamping itu, sangat perlu juga adanya pengawasan yang lebih intensif terhadap anak-anak yang belajar agama. 

Baca Juga: PT PGE Area Karaha Terjunkan Tim Dokter ke Desa di Garut yang Terserang Difteri

"Ini harus menjadi perhatian bersama agar tidak terus terulang kejadian yang sangat memalukan dan memprihatinkan ini. Masyarakat juga harus ikut berperan aktif di antaranya lebih selektif lagi saat menitipkan anak-anaknya ke ustad atau guru ngaji," katanya.

Para orang tua, imbuhnya, jangan asal menitipkan anaknya kepada orang yang mengaku sebagai ustad. Harus dipastikan dulu apakah orang tersebut memang memiliki keilmuan yang jelas dan mumpuni tentang agama atau hanya ustad abal-abal semata. 

Munir menyatakan saat ini tak sedikit ustad abal-abal yang hanya mengenal agama melalui internet atau sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Namun gaya mereka sangat meyakinkan sehingga banyak masyarakat yang tertipu menganggapnya sebagai ustad beneran. 

Baca Juga: Mulai Diminati Warga, Produsen Kompor Induksi Lirik Garut Jadi Tempat Pemasaran

MUI Garut pun tutur Munir, tidak akan tinggal diam dengan cukup maraknya kasus pencabulan yang melibatkan oknum guru ngaji. Pihaknya akan mengambil beberapa langkah agar kasus serupa tidak kembali terjadi.

Diungkapkannya, salah satu langkah yang akan diambil yakni melakukan verifikasi dan sertifikasi terhadap ustad atau guru ngaji. Hal ini akan dilakukan MUI bekerja sama dengan pihak Kementerian Agama (Kemenag).

"Melihat situasi belakangan ini, kami menilai sangat penting adanya verifikasi dan sertifikasi terhadap terhadap mereka yang mengaku ustad. Terlepas apakah mereka menjadi da'i biasa, guru ngaji, khatib, atau peran keagamaan lainnya, tetap harus melalui proses verifikasi dan sertifikasi guna mencegah hal yang tak diharapkan sebagaimana yang selama ini sering terjadi," ucap Munir. 

Baca Juga: Tinjau Lokasi Lahan Pemprov Yang Diserobot di Garut, Wagub Perintahkan Segera Lakukan Eksekusi

Melalui cara seperti itu, katanya, diharapkan bisa mencegah atau paling tidak meminimalisasi adanya penyimpangan yang dilakukan orang yang mengaku sebagai ustad. Selain itu, hal ini juga diharapkan bisa mencegah adanya orang yang mengaku ustad tapi tidak memahami ajaran agama yang benar. 

Terkait perlakuan cabul yang telah dilakukan AS terhadap belasan santrinya, Munir menegaskan kalau ini jelas-jelas merupakan perilaku seksual yang menyimpang. Apalagi jika sampai benar-benar terbukti melakukan sodomi yang berarti ia telah melakukan dosa besar yang sangat dikecam oleh agama manapun.

Lebih jauh Munir berharap agar AS mendapatkan hukuman berat sesuai perbuatan bejat yang telah diperbuatnya terhadap belasan santrinya. Ia berharap hukuman berat yang didapatkan AS bisa menjadi efek jera baik bagi dirinya maupun orang lain agar jangan sampai mengulangi perbuatan bejatnya.***

Editor: Nanang Sutisna

Tags

Terkini

Terpopuler