KABAR PRIANGAN - Jajaran pengurus Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kota Tasikmalaya mendesak pemerintah pusat untuk menunda rencana melakukan impor beras sebanyak 1 juta ton.
Kebijakan itu lambat laun akan menghancurkan kondisi harga di tingkat petani yang kini sedang berjuang meningkatkan produksi. Apalagipada bulan Maret-April ini akan menghadapi musim panen tahunan.
"Kalau impor beras sekarang ini dilakukan maka tentu saja akan menghancurkan harga di tingkat petani. Jadi petani Tasik sepakat merekomendasikan penolakan terhadap rencana impor tersebut," kata Ketua KTNA Kota Tasikmalaya Munir Setiawan dan Sekretarisnya Mumu Nuryaman pada acara Sarasehan KTNA di kedai kopi Roempi Keluarahan Awipari Kecamatan Cibereum, Rabu lalu.
Baca Juga: Janji Politik Bupati Pangandaran Terpilih Segera Diprogramkan Melalui RPJMD
Akan lebih baik kata mereka, pemerintah lewat Bulog menyerap gabah dari para petani dengan harga wajar.
Dengan menyerap gabah petani lokal, kedaulatan pangan nasional tidak terganggu oleh sebuah kebijakan bernama importasi.
Apalagi, kata Mumu, pemerintah pusat, provinsi maupun Pemkot Tasikmalaya terus mewacanakan untuk mempriotaskan produk lokal tanah air.
Baca Juga: Soal Sengketa Pilkada Tasikmalaya, Kubu HADE dan WANI Harap-harap Cemas Jelang Putusan MK
Kebijakan itu karuan membuat gaduh para petani yang terus berjuang menegakan kedaulatan pangan.