Sarat Sejarah, Jembatan Cirahong Jadi Tempat Favorit Ngabuburit

- 18 April 2021, 21:21 WIB
Sejumlah warga tengah nongkrong ngabuburit sambil menikmati pemandangan jembatan Cirahong yang menghubungkan Tasikmalaya dan Ciamis.
Sejumlah warga tengah nongkrong ngabuburit sambil menikmati pemandangan jembatan Cirahong yang menghubungkan Tasikmalaya dan Ciamis. /kabar-priangan.com/Aris MF/

Tidak hanya menjadi tempat menghabiskan waktu, dari sudut seharah jembatan Cirahong memiliki nilai histori yang tinggi. Tidak hanya berfungsi sebagai jalur kendaraan penghubung dua Kabupaten, akan tetapi juga menyimpan cerita perjuangan bangsa pribumi yang dipaksa oleh kaum kolonial membuat jembatan ini.

Jembatan Cirahong memiliki bentang panjang total 202 meter dan berada di ketinggian 66 meter di atas Sungai Citanduy serta ditopang penyangga beton setinggi 46 meter.

Menggunakan konstruksi baja yang banyak dan cukup rapat, jembatan kereta api peninggalan Belanda ini mulai dibangun tahun 1893 oleh perusahaan kereta api milik Pemerintah Hindia Belanda, Staatspoorwegen. Jembatan ini merupakan bagian dari pembangunan rel kereta api jalur selatan di Pulau Jawa oleh pemerintah kolonial Belanda.

Baca Juga: Terlindas Truk, Pengendara Motor di Garut Tewas di Tempat

Pembangunan jembatan Cirahong juga tidak lepas dari peran R.A.A. Kusumadiningrat atau biasa disapa Kangjeng Prebu, Bupati Galuh Ciamis tahun 1839 – 1886. Kala itu pemerintah kolonial Belanda sedang membangun jalan kereta api jalur selatan yang melewati Bandung, Garut, Tasikmalaya, dan Banjar, selanjutnya menyambung ke Jawa Tengah.

Selain untuk angkutan massal, pembangunan jalur kereta api tersebut juga untuk mengangkut hasil bumi dari tatar Priangan, seperti kapas, kopi, kapol, dan lainnya ke Jakarta. Saat itu, memang banyak perkebunan baru dibangun di daerah Galuh, seperti perkebunan Lemah Neundeut, Bangkelung, dan lain-lain.

Awalnya, Jembatan Cirahong tidak direncanakan dibangun. Dari gambar rencana yang dibuat pemerintah kolonial Belanda, jalur kereta api dari Tasikmalaya tidak melewati Kota Ciamis.

Tetapi mengambil jalur ke Cimaragas atau sebelah selatan Sungai Citanduy. Setelah itu, masuk Kota Banjar. Seterusnya, jalur terbagi dua. Menuju Pangandaran dan Cilacap Jawa Tengah.

Baca Juga: Doa yang Mustajab di Bulan Ramadan, Kapan Waktunya?

Pertimbangannya, apabila melintas Kota Ciamis, maka pemerintah Belanda harus membangun dua jembatan melewati Sungai Citanduy.

Halaman:

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x