Hikmah Ramadan: Shaum dan Peningkatan Kualitas Diri

- 4 Mei 2021, 15:08 WIB
H. Zaenal Alimin, Ketua 3 MUI Kabupaten Sumedang
H. Zaenal Alimin, Ketua 3 MUI Kabupaten Sumedang /DOK PRIBADI/

ALHAMDULILLAH, shaum ramadan kita sudah memasuki masa sepuluh hari terakhir dari kewajiban shaum satu bulan sebagaimana disyari'atkan. Dengan memohon rahmat Allah swt mudah- mudahan pelaksanaan shaum mampu mencapai tujuannya yaitu menjadi orang takwa yang sesungguhnya.

Shalawat dan salam semoga tetap mengalir kepada Baginda Nabi Besar Muhammad saw, keluarganya dan para shahabatnya. 

Shaum adalah ibadah dalam menahan makan, minum, dan bersetubuh yang dimulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari seseuai ketentuan syari'at.

Terlintas dalam renungan, bahwa shaum adalah salah satu cara taqarub kepada Allah swt melalui pendekatan sebagian dari sifat-sifat-Nya. Sifat-sifat dimaksud antara lain bahwa Allah tidak makan, tidak minum, tidak bersyahwat, Dia tidak melahirkan dan Dia tidak dilahirkan.

Betapa sucinya ibadah shaum ini bagi orang-orang yang beriman yang melaksanakannya dengan ikhlas dan sungguh-sungguh.

Oleh karena itu Allah memberi jaminan kepadanya berupa imbalan istimewa, harumnya mulut orang yang shaum di sisi Allah, mendapat pengampunan, memperoleh kebahagiaan saat berbuka dan saat bertemu dengan Allah, kesehatan lahir dan batin, dan lain-lain.

Pada setiap ibadah yang disyari'atkan dalam Islam mempunyai tujuan tertentu. Finalnya adalah terbangunnya akhlak yang mulya pada setiap diri pelaku. Demikian pula dalam ibadah shaum. 

Dari ibadah shaum yang kita laksanakan, bila berhasil, maka akan melahirkan--paling tidak-- peningkatan iman dan takwa, peningkatan produktifitas kerja (amal), dan peningkatan kesehatan lahir dan batin.

  1. Peningkatan iman dan takwa.

Selama shaum, kita berada dalam posisi dekat dengan sifat-sifat Allah. Dengan demikian maka dalam diri orang yang berpuasa akan selalu merasa sedang dekat dengan Allah. Ia akan merasa sedang dipantau oleh Allah.

Maka ia memperketat pengendalian dirinya, indra- indranya, serta perilakunya agar tidak terjebak duniawi yang berlebihan, bahkan lebih bersemangat untuk meningkatkan ibadah, baik ibadah mahdloh maupun ibadah ghair mahdloh (amal sholeh). Dalam kondisi seperti ini dapat menunjukkan meningkatnya iman dan taqwa.

  1. Peningkatan produktifitas kerja.

Dalam hal ini baik peningkatan kuantitas maupun kualitas. Shaum yang ikhlas tidak akan menurunkan melemahnya hasil kerja atau amal hanya karena dalam keadaan sedang tidak makan dan tidak minum. Karena sesungguhnya semangat itu bisa timbul dari kondisi hati yang bersih (ikhlas). T

idak sedikit orang bekerja dalam posisi tidak shaum, malah lesu tidak ada gairah, karena hatinya yang tidak bersih. Justru banyak prestasi yang diraih oleh orang2 yang dawam shaum. Apalagi orang yang shaum itu sangat dekat dengan Allah, maka apa yang ia minta akan dikabulkan oleh Allah (QS 2 al Baqarah :186).

  1. Peningkatan Kesehatan lahir dan batin. 

Rasulullah saw bersabda, "shaumlah, pasti kamu sehat".

Seorang ilmuwan dari Jepang peraih Nobel pada tahun 2016, bernama Yoshinuri Ohsimuri, telah melakukan penelitian tentang AUTOPHAGI. Authopagi adalah menahan diri lapar, bahasa Islamnya adalah shaum atau puasa.

Menurutnya, orang ketika sedang menahan lapar tidak kurang dari 8 jam dan tidak lebih dari 16 jam (shaum) maka sel-sel yang ada dalam tubuh akan lapar pula. Sel-sel yang lapar akan memakan sel-sel lainya yang sudah tidak berguna atau sel mati yang sudah menjadi sampah.

Dan sel-sel mati ini timbul akibat dari sel kanker atau bakteri /virus yang menjadi sumber penyakit. Dari hasil penelitianya itu, direkomendasikan bahwa sebaiknya secara rutin minimal dalam seminggu dua kali atau dalam sebulan tiga kali kita berpuasa agar perut kita dalam keadaan kosong (berpuasa).

Cara seperti itu dalam Islam disunatkan shaum senin-kamis, dan atau shaum sunat 3 hari dalam sebulan, tanggal 13, 14, dan 15 bulan qomariyah (hijriyah). Dampaknya akan menjadikan tubuh kita sehat.

Dan hasil penilitian secara ilmiah dimaksud sesuai dengan anjuran Rasulullah saw tersebut diatas. Wallaahu a'lam.***

Oleh : Zaenal Alimin.

(Ketua 3 MUI Kabupaten Sumedang)

 

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah