Kota Tasik Zona Merah, Pemkot Tutup Objek Wisata . Pedagang: Penutupan Ini Tidak Adil

- 9 Mei 2021, 19:23 WIB
Gerbang masuk objek wisata Situ Gede di Kota Tasikmalaya. Sejak berstatus zona merah, objek wisata di Kota Tasikmalaya ditutup.*
Gerbang masuk objek wisata Situ Gede di Kota Tasikmalaya. Sejak berstatus zona merah, objek wisata di Kota Tasikmalaya ditutup.* /Kabar-Priangan.com/Asep MS/

 

KABAR PRIANGAN – Karena Kota Tasikmalaya berstatus zona merah covid -19, Pemerintah Kota Tasikmalaya memutuskan untuk menutup sejumlah tempat wisata di Kota Tasikmalaya.

Keputusan tersebut berdasarkan intruksi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang memerintahkan daerah yang bersetatus zona merah agar menutup seluruh tempat wisata di daerah tersebut guna memutus mata rantai penyebaran virus covid -19.

Keputusan pemerintah tersebut tentu saja menjadi pukulan keras bagi pengelola obyek wisata di Kota Tasikmalaya.

Baca Juga: Lebaran 1442 H, Pemkot Tasikmalaya Putuskan Tidak Ada Solat Iedul Fitri di Masjid Agung

Terlebih keputusan tersebut tepat beberapa hari menjelang tibanya musim libur lebaran Ramadan 1422 H, dimana saat tersebut merupakan masa yang paling dinanti para pengelola obyek wisata.

Bahkan tidak hanya pengelola wisata saja yang akan terdampak, para pedagang dan pelaku usaha kecil menengah ( UKM) di sekitar tempat wisata juga akan terdampak dengan penutupan tempat wisata tersebut.

Penutupan obyek wisata di Kota Tasikmalaya salah satunya dirasakan pengelola obyek wisata Situgede di Kelurahan Linggajaya Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya.

Baca Juga: Masjid Agung Tasik Tak Gelar Salat Ied, Masyarakat Bereaksi. Basuki: Kebijakan Pemkot Diskriminatif

Dengan ditutupnya tempat wisata, secara otomatis salah satu tempat yang selama ini menjadi destinasi wisata favorit warga Kota Tasikmalaya tersebut akan mati. Termasuk kehidupan perekonomian didalamnya tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.

Nandang Permana (54) salah seorang pemilik rumah makan di Obyek Wisata Situgede mengaku sangat kaget ketika mendengar keputusan Situgede ditutup untuk kedua kalinya pada saat liburan idul fitri.

"Ini untuk kedua kalinya Situgede ditutup setelah tahun lalu. Kami tentu saja sangat kecewa atas keputusan tersebut," ujar Nandang.

Baca Juga: Asal Patuhi Protokol Kesehatan, Pemkab Tasik Perbolehkan Salat Id di Masjid

Menurut Nandang, penutupan Situgede dengan alasan zona merah covid-19 sangat tidak relevan. Karena kata dia, selama bulan puasa Situgede hanya buka selama empat jam saja mulai pukul.16:00 hingga pukul 20:00.

"Kita hanya buka empat jam saja, itupun pengunjungnya sangat sedikit karena sejak ada larangan mudik, pengunjung Situgede tidak ada yang dari luar melainkan hanya pendatang lokal,” katanya.

Dengan kondisi seperti inipun kata dia, omzet usahanya menurun karena hanya melayani orang yang buka puasa.

Baca Juga: Ribuan Karyawan PT Teodore Mogok Kerja, Tolak Pembayaran THR Dicicil

“Jam 19.00 juga sudah pada pulang lagi karena mau salat terawih, tidak ada sedikitpun kerumunan di Situgede kalau memang alasannya takut ada kerumunan yang bisa menyebabkan penyebaran virus covid," ujar Nandang.

Dia kemudian memprotes kebijakan Pemkot yang justru memberikan toleransi bagi tempat-tempat usaha kelas kakap, seperti mall dan toserba.

“Kenapa mal-mal di pusat kota tidak ditutup. Padahal mal-mal itu jelas-jelas menimbulkan kerumunan. Orang berjubel disana. Kenapa itu dibiarkan?,” katanya.

Baca Juga: Stok Darah di PMI Banjar Menipis. Alfan: Selama Puasa, Jumlah Pendonor Darah Menurun

Termasuk, kata dia, kenapa Pasar Cikurubuk yang setiap harinya dipadati masyarakat yang berbelanja, tidak ditutup juga.

“Kenapa Situgede yang didalamnya ada masyarakat pedagang kecil seperti kami yang malah ditutup. Kalau alasannya pertimbangan ekonomi, sama kami juga perlu makan. Jangan dianggap sebelah mata lah kebutuhan ekonomi para pedagang disini," ujarnya.

Dengan ditutupnya obyek wisata Situgede ujar Nandang, sudah dipastikan usahanya akan mati akibat tidak adanya pengunjung.

Baca Juga: Pengelola Penginapan di Batukaras Keluhkan Larangan Mudik

"Ya jelaslah kami merugi, kami hanya mengantungkan kehidupan dari berjualan disini. Jika ditutup dan pengunjungnya tidak ada, kami mau makan dari mana. Apalagi usaha kami sudah terpuruk sejak satu tahun lalu," katanya.

Keluhan yang sama juga disampaikan sejumlah penjual jasa wisata perahu di obyek wisata tersebut.

Jaja (35) salah seorang penjual jasa perahu mengatakan, dengan ditutupnya kembali Situgede maka usahanya sebagai penjual jasa perahu akan padam.

Baca Juga: Budidaya Ikan Koi Terdampak Penyekatan Mudik Lebaran

"Wah kalau ditutup lagi mah kami bingung mau dapat penghasilan buat makan dari mana. Apalagi jika ditutupnya sampai setelah lebaran nanti," kata Jaja.

 Sementara itu Asep salah seorang petugas pengelola Situgede Kota Tasikmalaya membenarkan bahwa pihaknya telah menerima surat edaran dari Pemkot Tasik. "Ya surat edarannya sudah ada, dan Situ gede sudah kami tutup," katanya.

Namun kata dia, karena akses masuk Situgede juga digunakan sebagai akses masuk ke beberapa perkampungan yang di ada di sekitaran Situgede, maka akses masuk Obyek wisata Sitigede tetap dibuka. "Kalau ditutup, kasian masyarakat disekitar sini," katanya.

Baca Juga: Bupati Ingkar Janji, Atlet pun Pindah

Asep juga menyebutkan, di obyek wisata Situgede terdapat sekitar seratus pedagang yang kebanyakan berjualan nasi dan ikan bakar.

"Selebihnya para penjual es kelapa muda dan para penjual jasa perahu yang mengantungkan kesehariannya hidupnya dari obyek Wisata Situgede.

Sebelumnya Plt Walikota Tasikmalaya, Muhammad Yusuf menegaskan, karena Kota Tasikmalaya berstatus zona merah, maka atas dasar perintah dari Pemprov Jabar, sejumlah tempat wisata di Kota Tasikmalaya ditutup karena.

Baca Juga: Diduga Kabur, Kejari Garut Tetapkan Kades Terpidana Korupsi Jadi DPO

"Walau dengan berat hati saya perintahkan secara umum tempat wisata yang ada di Kota Tasik ditutup. Karena, Kota Tasikmalaya saat ini masuk zona merah Covid-19,” katanya.

Hal ini, kata dia, sesuai intruksi gubernur. “Wilayah yang masuk zona merah, harus memberi pembatasan bagi segala aktivitas masyarakat, termasuk juga untuk sektor pariwisata dalam upaya untuk pencegahan penularan Covid-19," katanya.

Semoga ke depan kata dia, Kota Tasik bisa masuk lagi ke zona orange ataupun kuning agar semua tempat wisata bisa kembali dibuka.

Baca Juga: Bukan 'Prang', Puluhan Anak Yatim dan Imam Tajug Sumringah Mendapatkan Santunan Sampah

"Saya juga tahu bahwa sektor parawisata merupakan salahsatu penyumbang PAD yang cukup besar. Nah supaya PAD tidak begitu terganggu, saya berharap sektor wisata kembali jalan, dan kuncinya masyarakat taat protokol kesehatan," ujar Yusuf.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x