Anah mengaku, dari satu kilogram sampah yang ia dapatkan hanya dihargai Rp500 saja. Padahal kata dia, setiap harinya atau dari pagi hingga sore, sampah yang dia kumpulkan hanya berkisar antara 5 kg hingga 6 kg saja.
Baca Juga: Bocah Perempuan 2 Tahun di Tasikmalaya Ditemukan Tewas di Kolam Ikan
"Sampahnya saya kumpulkan dulu pak, kadang sampai dua minggu dulu baru dijual, ya lumayanlah sepuluh karung bisa dapat Rp150 ribu," ujar Anah, Sabtu 6 Juni 2021.
Ibu dari lima anak ini mengaku, kalau bukan dari memungut sampah, tidak ada lagi yang bisa dia lakukan dalam hal pemenuhan kebutuhan hidupnya seharai-hari.
Bahkan saat ditanya apakah dirinya tidak malu berprofesi sebagai pemungut sampah, Anah mengatakan dirinya tak merasa malu bekerja mengumpulkan sampah demi membuat dapur tetap ngebul.
"Ya Alhamdulillah tidak pak, yang penting rezeki yang saya dapatkan halal. Karena kalau tidak begini darimana saya makan," tutur Anah.
Baca Juga: OJK Sebut Kalangan Ibu-ibu di Priangan Timur yang Terjerat 'Pinjol' Cukup Tinggi
Hanya saja kata Anah, kadang dirinya suka tidak merasa percaya diri bila berbaur dengan tetangga di rumah setelah seharian berada di tengah terik matahari mengumpulkan sampah.
"Ya paling suka ga enak kalau lagi kumpul, soalnya bau sampah entah di badan atau baju saya itu saya selalu tercium," ucapnya.
Pengakuan yang sama juga terlontar dari Komar (60) yang sama-sama berprofesi sebagai pemungut sampah di TPA Ciangir.