"Sebenarnya, kalau bertani sudah sejak kecil bersama orang tua. Namun berternak sendiri baru dimulai sejak menjadi kepala desa," ucapnya.
Peluang Usaha
Usaha ternak bebek relatif aman. Bukan hanya permintaan telur bebek yang semakin tinggi, namun permintaan anak bebek juga semakin naik.
Tak heran jika warganya rajin menggeluti usaha beternak bebek, termasuk dirinya. Dari bebek sebanyak 100 ekor, setiap hari bisa bertelur sebanyak 70 persennya.
Jika dijual telurnya, rata-rata harga Rp 2.000 per butir. Dari harga tersebut, 40 persen digunakan untuk biaya pakan dan sisanya sebagai keuntungan. Namun jika ditetaskan, harganya lebih tinggi yakni Rp 7.000 hingga Rp 9.000 per ekor.
Baca Juga: Waspadai Tanda Bahaya Saat Anak Isolasi Mandiri. Ini 7 Syarat Isoman untuk Anak-anak
Kalau bebeknya sudah tidak produktif dan menginginkan diremajakan, maka bebek bisa cepat dijual dengan harga Rp 50.000 hingga Rp. 60.000 per ekor jantan. Namun kalau betina, bisa laku dijual Rp 70.000 hingga Rp. 85.000 per ekor.
"Beternak bebek terbukti sangat menguntungkan. Perawatan tidak sulit, namun tetap harus serius melakukannya," tuturnya.
Dijelaskan Ruhimat, menjalankan usaha beternak relatif aman tak terdampak Pandemi Covid-19. Meskipun tidak ada lahan luas untuk angon atau menggembala, bisa dilakukan dengan sistem kandang.
Baca Juga: 33 Nakes RS SMC Tasikmalaya Terpapar Korona, BOR Rumah Sakit Penuh
Hanya saja, karena posisinya menjabat sebagai kepala desa, membuat dirinya harus mempekerjakan satu orang untuk membantu memelihara bebek miliknya. Alasannya, supaya tetap fokus menjalankan tugas di pemerintah desa. Meski demikian, selalu diusahakan untuk mengunjungi dan mengontrol peternakan setiap hari.
"Dari beternak bebek, Alhamdulillah saya bisa mendapat uang tambahan," ucapnya.